8409 = Kamu.
Aku sudah pernah memberitahu, saya tidak tahu kamu.
Dan kau pun begitu.
Tapi, hari ini saya punya kabar baik.
Tadi (lagi lagi) saya melihatmu di parkiran.
Kamu tersenyum, walaupun ku tahu senyum itu bukan untukku. Maksudku, siapa lah saya ini.
Tapi tidak apa-apa, saya sangat bersyukur alasannya yaitu menyerupai biasa kau berhasil membuatku tak henti tersenyum, paling tidak hingga kau lewat di depanku kemudian berlalu di pintu gerbang.
Aku senang.
Bukan alasannya yaitu kau yang lewat bersama si dia. Atau alasannya yaitu tawamu yang menciptakan hariku yang tadinya kelabu menjadi biru. Bukan. Tapi kuakui hal tersebut memang membahagiakanku.
Tapi bukan itu.
Aku senang alasannya yaitu hari ini, sempurna ketika kau lewat di hadapanku , saya menerima satu lagi informasi tentangmu.
Ngomong-ngomong, bolehkan saya memanggilmu 8409?
Aneh ya? Aku pun merasa begitu. Hahaha.
Itu yaitu salah satu hal yang kutahu perihal dirimu.
Itu yaitu salah satu hal yang kutahu perihal dirimu.
Jika kau tidak keberatan, angka itu akan kujadikan sebagai identitasmu. Setidaknya hingga saya mengetahui namamu, hingga saya berani menulisnya di sini.
Jika suatu ketika akibatnya saya tahu namamu, kuharap alasannya yaitu kamulah yang memberitahukannya kepadaku. Bukan ia atau mereka, yang mungkin akan menceritakan hal-hal anggun tentangmu.