Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nonton Sipa 2013

dunia ini dilehat di benteng Vastenburg Solo  Nonton SIPA 2013

Holaholaa sobat sekalipun!

Adakah yang udah nonton SIPA 2013?
Event akbar buat art performers se-dunia ini dilehat di benteng Vastenburg Solo 20 - 22 September 2013 pada pukul 19.00 - 23.00. Dengan tajuk Maha Karya Seni Pertunjukkan The Legend History World of Culture ini SIPA menghadirkan penampil dari banyak sekali negara, diantaranya Korea Selatan, Jepang, Swedia, Inggris, Cina, India, dll. Dan nggak mau kalah keren, ada juga penampilan dari seni-seni pertunjukan dari Madura, Banyumas, Aceh, Jabar dan dari ibukota Jakarta-pun ikutan.

Saya sendiri tiba dengan menggondol secarik teman pada hari kedua, tanggal 21 nya. Rame gak? Waa yaa terang lah, bila ada program ginian emang masyarakat Solo demen banget berkumpul. Apalagi tempatnya itu lhoo, di benteng Vastenberg yang karenanya 'kanggo gawe' alias dipake buat hal-hal yang jauh lebih bermanfaat daripada jadi ajang persengketaan antara orang-orang tamak dan pelindung warisan.

Malam Dingin di Benteng Vastenburg
Kisah ini dimulai ketika malam dengan udara yang tidak mengecewakan dingin, turun salju-salju juga (lebay dikit gpp lahh) hehee. Halaman depan benteng sudah dipenuhi kendaraan beroda empat dan motor yang parkir berdesak-desakan. Setelah memakirkan sepeda motor dengan mahar 2000 rupiah, pribadi aja saya bergegas masuk.

Eitss, tunggu-tunggu, ternyata ini daerah emang benteng beneran. Pintu gerbangnyapun dibentuk berbelit-belit dengan parit gede yang mengelilingi. Karena saya gundah dan tak tau arah, karenanya saya ekorin aja pengunjung-pengunjung yang muterin benteng menuju pintu belakang (atau pintu depan yaa?). Seru banget, penonton yang mau masuk itu berbaris satu-satu menyerupai kayak tentara belanda yang mau pulang sangkar malahan.

Setelah melewati jalanan berliku nan nggak tajam, karenanya ketemu juga deh pintu masuknya. Mulai deh aroma keramaian di sebuah panggung pertunjukan. Semangat banget saya, sambil sesekali liatin wajah orang-orang sekeliling berharap ada satuuu aja temen usang dari Semarang yang biasanya dateng di program ginian.

Berterimakasihlah Solo
Ternyata bab dalam benteng ini isinya bagai selembar lapangan. Semuanya sudah dibersihkan dari semak-semak dan lumut-lumut. Padahal tadinya nggak ubahnya menyerupai bangunan renta menakutkan yang bikin penggemar program horor berskenario takut ngeliatnya, dan membikin bos buncit mata duitan berpikir "wah iniii, bikin mall aja nihh!" Untungnya Pemerintah Kota nggak semata duitan itu.

Sajian Memukau SIPA 2013
Sesampainya di dalam, kami pribadi disambut sajian tari agak modern dari penyaji asal negeri China (mmm saya nggak tau tari apa jenisnya, kontemporer kali namanya ya?) Dengan musik yang menggelegar jedug-jedug bikin saya ingin ikutan bergoyang ngikutin penari-penari di atas panggung.

Lantas saya jalan merayap ke tengah-tengah panggung. Nglewatin kerumunan semut eh insan dengan banyak sekali aroma, ada yang amis ada juga yang asem belum mandi. Langsung deh, sesudah ngrasa cukup erat saya ceprat-cepret. Sialnya, batre camdig saya abis. Sedangkan kamera gede saya masih di toko. Jadii yaa pake hape dahh.

Sajian demi sajian yang jarang (malahan gres pernah) saya liat itu saya nikmatin aja. Mungkin alasannya sayanya yang orang ndeso, saya takjub juga ngliat geliat penari-penari Cina, heran ngliat tari kepang kepalanya penyaji Korea dan gembira ngliat lengger Banyumasan juga ngramein program yang keren ini.

Suka sekali ngliat pertunjukan tari yang sekeren ini. Megah dan unik tentunya. Saya sendiri terkesan dengan penampilan penyaji dari Korea Selatan. Di topi mereka ada terjulur menyerupai kucir rambut, menjuntai beberapa meter ke lantai dansa. Hebatnya, sambil meliuk-liukan kepala tanpa henti, kuncir itu ikutan menari pula membentuk gerakan yang elok luwes. Sayangnya saya lupa nama kelompoknya. Awesome!

Yang Dalam Negeri Juga Mantap Sob
Nggak kalah apik penampilan lengger Banyumasan yang rancak mengikuti tabuhan yang dibunyikan kelompok di atas panggung itu. Sesekali lead dancer berkomunikasi dengan penonton dengan bahasa dan logat Banyumasan yang medok, lugu dan ceplas-ceplos itu. Seisi bentengpun terhibur dibuatnya.

Sebenernya sesudah lengger Banyumasan itu ada penampilan dari Jawa Barat. Saya sebenernya ingin sekali nonton alasannya mungkin saja mereka menampilkan jaipongan. Tapi apa daya teman saya mengajak pulang. Yahh, biar ketemu dilain kesempatan ya.

Pertunjukan Tari Nggak Keren?
Ah gituan nggak keren ahh, kerenan musik metal, kerenan grup band jazz, kerenan ngedugem bla bla blaa. Whatever lah, saya nggak mau munafik bilang "lho kan kita harus melestarikan budaya tradisional." Saya milih diem aja, menikmati dan mempelajari sedikitnya sejarah ceritanya. Daripada saya koar-koar bila ada seni budaya kita yang dijambret sama negeri Malesya padahal ngliat aja kitanya ogah. Nah loo, aib dongg ooy!

Sambil muter-muter berwisata di benteng Vastenburg, saya masih saja berharap ada seorang teman yang saya kenal. Untungnya (sial sih sebenernya) nggak ada satupun yang saya kenal ketemu di program itu. Yahh, mungkin belum jodoh kali yah? Semoga ketemu di lain kesempatan saudara-saudara. Temen-temen darimana sih emangnya? Mmm, kayaknya belum sempurna waktu saya menuliskannya di sini. Hhee

Side-stage
Di salah satu sisi benteng ada hal yang menarik buat saya ceritakan. Lucu dan konyol malahan. Ceritanya tuh, kan di samping ada bab dimana tembok-tembok benteng disoroti lampu sorot warna agak kekuningan gitu. Pertama waktu masih sepi saya punya ide buat berfoto ria disorot lampu-lampu itu. Jeprat-jepret-jebrettt berhasilah beberapa foto terekam di memori hp.

dunia ini dilehat di benteng Vastenburg Solo  Nonton SIPA 2013

Nggak beberapa usang kemudian, tanpa disangka-sangka satu-dua-tiga-sepuluh-puluhan orang ikut-ikutan foto di spot itu. Waa, ternyata saya jadi ilham sekaligus tumbal rasa aib bin gengsi mereka. Gantian saya yang jadi gengsi dongg, karenanya nyingkir aja deh sayanya.

Diantara mereka ternyata ada yang buat perhatian saya tertarik. Apa itu? Segerombolan abege berfoto kocak. Nggak cuma berfoto-foto biasa, tapi mereka membentuk pose sedemikian rupa sehingga terbentuk bayangan-bayangan konyol di tembok benteng. Ada yang bikin bayangan pukul-pukulan, adegan ciuman, adegan bertumpuk-tumpuk hingga bayangan yang 20+ juga ada. Terang aja banyak orang yang ngliat jadi grrr.

Pulang Dulu
Akhirnya sampailah saya di pelataran parkir lagi. Setelah berpikir agak keras karenanya ketemu juga sepeda motor saya. Klik-klik grengggg. Pulang deh dengan segenggam keinginan dan senyum di hati. Saya terhibur.
Next, masih ada SIPA tahun depan, ada juga SIEM, mungkin juga bakalan ada Solo Menari lagi dan karnaval-karnaval yang biasa dirayakan di kota Solo yang ngangeni dan ngayemi ini. Bravo kota Solo, biar tetap jadi The Spirit of Java. (Ez) ezon7.blogspot.com

Ps: Maaf ya sobat sekalian, alasannya saya masih pakai kamera seadanya jadi yaa gitu deh hasilnya. Kalo mau cari foto yang keren pribadi aja ke situs resminya yaa.