Fungsi Dan Cara Kerja Water Sedimenter Pada Kendaraan Beroda Empat Diesel
Untuk menjaga biar kinerja mesin diesel tetap optimal, mesin diesel membutuhkan pasokan materi bakar solar yang benar-benar higienis dari kotoran dan air. Oleh kesudahannya pada mesin diesel, selain terdapat saringan solar ia juga mempunyai pemisah air yang dinamakan water sedimenter.
Bentuk dan model water sedimenter ini berbeda-beda, tergantung dari jenis, merek mobil, serta mesin yang digunakan. Umumnya, pada mesin diesel yang sistem materi bakarnya memakai pompa injeksi tipe distributor, pemisah air (water sedimenter) ini dibentuk menyatu bersama saringan materi bakar dan priming pump.
Artinya, water sedimenter dan saringan materi bakar sudah menjadi satu kesatuan fungsi. Contoh water sedimenter ini sanggup teman temukan pada mobil-mobil diesel Mitsubishi L300 atau Isuzu Panther.
Sedangkan untuk mesin diesel yang sistem materi bakarnya memakai pompa injeksi tipe in-line, pemisah air (water sedimenter) dibentuk terpisah dari saringan materi bakar. Water sedimenter yang menyerupai ini sanggup teman temukan pada mobil-mobil diesel model truk menyerupai misalnya pada truk Isuzu Elf atau pada truk Mitsubishi Canter.
Seperti sudah disinggung pada paragraf sebelumnya, Water sedimenter berfungsi untuk memisahkan air dengan materi bakar (solar) biar air tidak ikut masuk ke dalam sistem materi bakar pada mesin diesel tersebut.
Bila kondisi air di dalam water sedimenter ini penuh, maka pengendara sanggup mengetahuinya dengan melihat pada nyala lampu indikator water sedimenter yang dipasang di panel instrumen dashboard pengemudi.
Ketika lampu indikator water sedimenter ini menyala, hal ini menunjukan bahwa air di dalam tabung water sedimenter sudah melewati ambang batas ketinggian air. Diperlukan tindakan untuk menguras air dengan cara membuka keran dan memompa priming pump. Baca : Cara mengatasi lampu indikator water sedimenter kendaraan beroda empat L300 yang menyala.
Cara kerja water sedimenter ini memanfaatkan perbedaan berat jenis antara air dengan materi bakar solar. Berat jenis solar yang lebih ringan dibanding air, akan mengakibatkan air selalu berada di bawah materi bakar solar.
Nah, di dalam water sedimenter ini terpasang kontak reed yang memakai pelampung. Pelampung ini dibentuk dengan berat yang khusus ialah pelampung yang beratnya lebih ringan dari air namun lebih berat daripada solar. Dengan begitu, dikala ketinggian permukaan air bertambah maka pelampung tersebut juga ikut naik.
Ketika pelampung naik akhir jumlah air bertambah, maka kontak reed yang berfungsi sebagai saklar ini akan mengalirkan arus listrik sehingga lampu indikator water sedimenter sanggup menyala.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif Sumber https://bacabrosur.blogspot.com/
Bentuk dan model water sedimenter ini berbeda-beda, tergantung dari jenis, merek mobil, serta mesin yang digunakan. Umumnya, pada mesin diesel yang sistem materi bakarnya memakai pompa injeksi tipe distributor, pemisah air (water sedimenter) ini dibentuk menyatu bersama saringan materi bakar dan priming pump.
Artinya, water sedimenter dan saringan materi bakar sudah menjadi satu kesatuan fungsi. Contoh water sedimenter ini sanggup teman temukan pada mobil-mobil diesel Mitsubishi L300 atau Isuzu Panther.
Sedangkan untuk mesin diesel yang sistem materi bakarnya memakai pompa injeksi tipe in-line, pemisah air (water sedimenter) dibentuk terpisah dari saringan materi bakar. Water sedimenter yang menyerupai ini sanggup teman temukan pada mobil-mobil diesel model truk menyerupai misalnya pada truk Isuzu Elf atau pada truk Mitsubishi Canter.
Fungsi Water Sedimenter
Seperti sudah disinggung pada paragraf sebelumnya, Water sedimenter berfungsi untuk memisahkan air dengan materi bakar (solar) biar air tidak ikut masuk ke dalam sistem materi bakar pada mesin diesel tersebut.
Bila kondisi air di dalam water sedimenter ini penuh, maka pengendara sanggup mengetahuinya dengan melihat pada nyala lampu indikator water sedimenter yang dipasang di panel instrumen dashboard pengemudi.
Ketika lampu indikator water sedimenter ini menyala, hal ini menunjukan bahwa air di dalam tabung water sedimenter sudah melewati ambang batas ketinggian air. Diperlukan tindakan untuk menguras air dengan cara membuka keran dan memompa priming pump. Baca : Cara mengatasi lampu indikator water sedimenter kendaraan beroda empat L300 yang menyala.
Cara kerja Water Sedimenter
Cara kerja water sedimenter ini memanfaatkan perbedaan berat jenis antara air dengan materi bakar solar. Berat jenis solar yang lebih ringan dibanding air, akan mengakibatkan air selalu berada di bawah materi bakar solar.
Nah, di dalam water sedimenter ini terpasang kontak reed yang memakai pelampung. Pelampung ini dibentuk dengan berat yang khusus ialah pelampung yang beratnya lebih ringan dari air namun lebih berat daripada solar. Dengan begitu, dikala ketinggian permukaan air bertambah maka pelampung tersebut juga ikut naik.
Ketika pelampung naik akhir jumlah air bertambah, maka kontak reed yang berfungsi sebagai saklar ini akan mengalirkan arus listrik sehingga lampu indikator water sedimenter sanggup menyala.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif Sumber https://bacabrosur.blogspot.com/