Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dokter Lo Siaw Ging: Bila Mau Kaya Jangan Jadi Dokter

 pencet sana pencet sini ibarat halnya sang penguasa eh datang Dokter Lo Siaw Ging: Kalau Mau Kaya Jangan Makara Dokter
dr. Lo Siaw Ging

Selamat berhari Minggu pembaca,
Panas, agak mendung dan tentu saja sumuk. Sambil berleha-leha di depan tipi eh teve (jadi gila ya?
(‾⌣‾" ٥) )
Pegang remote, pencet sana pencet sini ibarat halnya sang penguasa eh tiba-tiba ada sebuah reportase yang menarik perhatian saya. Sebuah info ihwal sesosok dokter gemar memberi bagai seorang malaikat.
Dokter Lo Yang Istimewa

Lo Siaw Ging, atau yang erat dipanggil dokter Lo ini lahir di Magelang pada tanggal 16 Agustus 1934. Ia membuka praktek di tempat Jagalan, Jebres, Solo. Selain itu ia juga bekerja di RS Kasih Ibu Solo.

Apa sih bikin sosok dokter Lo begitu istimewa? Sampai-sampai masuk koran, tipi, media online, radio, telegram, telepon, telepati, teleport, teleee

(" `з´ )_,/*(>_<' ) kumat nihh!

Dokter Dermawan
Hehe gini sob, soalnya pak dokter Lo ini punya ke-dermawanan yang luar biasa. Dia dengan tulusnya menggratiskan biaya pengobatan buat pasiennya yang nggak bisa bayar. Mau bayar atau nggak itu terserah. Dia berprinsip jika emang gitu prinsip kerjanya.

Masa sih?

Seperti info yang saya baca di tribun news dan info di TV yang barusan saya liat, beliau berkata "Kalau mau kaya ya jangan jadi dokter, tapi jadi pedagang"

Ternyata prinsip kerja sekaligus prinsip hidupnya itu berasal dari ayahnya. Ia-pun tetap menentukan menjadi dokter alasannya yaitu itu cita-citanya semenjak kecil.

Untungnya dokter Lo yang sudah harus menggunakan tongkat untuk berjalan ini nggak lantas sombong atas betapa dermawannya dia. Katanya, "Tidak perlu dibesar-besarkanlah. Itu sudah saya lakukan dari semenjak dulu. Menjadi dokter itu memang harus menolong yang sakit dan miskin. Kalau mau kaya ya jangan jadi dokter, tapi jadi pedagang," kata dr Lo kepada Kompas.com, Sabtu (30/11/2013).

Nah, memang bener dokter Lo itu dermawan. Tapi berdasarkan saya sih jika ada pasien yang punya uang ya bayarlah. Nggak terus mentang-mentang baik kemudian yang bisa ngaku-ngaku miskin biar dapet gratisan. Waduuhh.

Seandainya
Andai saja beliau berpolitik atau nyaleg, niscaya bikin saingan-saingannya pusing mikir taktik. Dan 'andai' saya yang lebih besar adalah, andai aja semua dokter kayak gitu. Mana mungkin ada rakyat miskin yang harus menangis alasannya yaitu ditolak berobat. Itu sebuah kenyataan kan?

Nggak usah di info deh, saya aja sedikit ngrasain gimana rasanya jadi orang yang di'nanti duluin' sama rumah sakit. Pernah saya mengantar sobat dan juga ayah saya ke rumah sakit, tapi gara-gara status saya sebagai mahasiswa yang nggak bisa ngasih uang jaminan - maka pelayanan sobat dan ayah saya juga harus di 'nanti duluin' bahkan hingga berjam-jam mereka membiarkan. Itulah yang bikin emosi dan terpaksa saya harus padu sama perawat yang sebenernya juga manut sama atasannya itu.

Baru sesudah mereka tau kalo pasien yang saya antar itu bisa bayar, barulah mereka bertindak. Lah kalo nggak?

Semua Dokter Sebenarnya Bisa
Balik lagi ke dokter Lo. Dia bilang, sebenernya semua dokter juga bisa ibarat itu ketika praktik. Tapi ya balik lagi ke manusianya gimana kan?

Dokter Lo yang memang sudah nggak muda lagi ini, ternyata masih ingin melayani selama tubuhnya masih kuat. Makara mari kita doakan semoga dokter Lo yang baik hatinya ini berumur panjang dan diberi rejeki melimpah oleh Yang Maha Kaya. Biar lebih banyak pasien tidak bisa yang bisa ia bantu. Amin

Paradigma Makara Dokter Itu Cepat Kaya
Saya jadi ingat film si gendut Bo Bo Ho. Ceritanya waktu itu Bo Bo Ho sakit, kemudian ayahnya menggendongnya ke tabib. Ia pun bilang kalo nggak punya uang. Lalu apa kata tabib itu? Dia bilang, "Kalau miskin ya jangan sakit!" Terang aja ayah Bo Bo Ho pribadi naik pitam dibuatnya. Itu berarti juga nggak ada duit - nggak ada dokter.

Paradigma ibarat itu juga bahu-membahu sempat dipercaya oleh ibu-ayah saya. Saya-pun nggak bisa menyampaikan mereka salah, alasannya yaitu memang mereka taunya itu. Makara waktu saya masih kecil mereka pernah bilang, "itu lho, jadi pak dokter itu cepet banget kayanya. Cuma nyak-nyuk gitu aja paling sedikit 50 ribu. Coba dikaliin." Untungnya saya memang nggak punya harapan jadi dokter kayak si Susan.

Semoga Menginspirasi Dokter-dokter Muda
Well, semoga referensi dokter Lo bisa menjadi wangsit bagi dokter-dokter di Indonesia. Jika memang merasa sulit untuk pakai uang pribadi buat bayarin pasien miskin, setidaknya bekerjalah dengan dasar cinta - bukan semata-mata alasannya yaitu uang.

Semangat yah, pak dan bu dokter. Juga perawat beserta teman-temannya. Ganbatte! ezon7.blogspot.com

References:
kompas.com
tribunnews.com

Nonton tipi
Kata temen (‾⌣‾" ٥)

Sent from Nokia® 3310 on Ceria by Eneas