Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asuhan Keperawatan (Askep) Gastritis Lengkap, Download Dalam Bentuk Makalah Pdf Dan Doc

Kami Bagikan Asuhan Keperawatan Gastritis Lengkap pdf dan doc.

Teman-teman sejawat sekalian pada postingan kali ini kami coba share askep gastritis lengkap, yaitu sebuah rencana tindakan keperawatan dan dokumentasi keperawatan tentang penyakit / peradangan yang menyerang daerah lambung. yang disusun berdasarkan beberapa referensi terpercaya.

Asuhan keperawatan gastritis ini juga kami sediakan dalam bentuk makalah lengkap dari pendahuluan hingga daftar pustaka dalam bentuk pdf dan doc.

Untuk mendownload makalah askep gastritis lengkap pdf dan doc, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini yang dapat teman-teman sekalian gunakan.


TINJAUAN TEORITIS

Definisi

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. (Priyanto, 2008. Hal 69).

Dan Menurut Suratun (2010. Hal 59) gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah.

Sedangkan menurut Broker (2009. Hal 571) gastritis adalah imflamasi mukosa yang melapisi lambung dan gastritis dapat terjadi secara akut ataupun kronis.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun kronis.


Klasifikasi

Menurut Robbins (2009. Hal: 474) gastritis dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu :

a.Gastritis akut

Gastritis akut merupakan proses inflamasi yang bersifat akut dan biasanya terjadi sepintas pada mukosa lambung. Keadaan ini paling sering berkaitan dengan penggunaan obat obat anti inflamasi nonsteroid (khususnya, aspirin) dalam waktu yang lama dan dosis tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan perokok berat. Stress berat (luka bakar dan pembedahan), iskemia dan syokjuga menyebabkan gastritis akut, seperti halnya kemoterapi, uremia, infeksi sistemik, tertelan zat asam atau alakali, iradiasi lambung, trauma mekanik, dan gastrektomi distal.

b. Gastritis kronis

Gastritis kronis di artikan sebagai keadaan terdapatnya perubahan inflamatorik yang kronis pada mukosa lambung sehingga akhirnya terjadi atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Keadaan ini menjadi latar belakang terjadinya dysplasia dan karsinoma.


Etiologi

Menurut Suratun (2010. Hal: 60) ada beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan seseorang menderita gastritis antara lain yaitu :
  • Mengkonsumsi obat obatan kimia (asetaminofen (aspirin), steroid kortikosteroid), digitalis. Asetaminofen dan kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflammation drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis prostaglandin sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam sehingga menimbulkan iritasi mukosa lambung.
  • Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan gaster.
  • Terapi radiasi, refluk empedu, zat zat korosif (cuka, lada) menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan.
  • Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCI lambung.
  • Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschericia coli, salmonella dan lain lain.

Patofisiologi /Pathway Gastritis

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosive). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCI dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCI ke mukosa HCI akan merusak mukosa. Pepsin merangsang pelepasan histamin dari sel mast. Histamine akan menyebabkan penningkata permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstra sel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung.
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan menjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau menghilang sehingga cobalamin (Vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratun, 2010. Hal: 61).

Fathway gastritis
Manifestasi Klinis

Manifestasi  klinis pada pasien dengan gastritis menurut Robbins (2009. Hal: 474) ialah sebagai berikut :
  • Gastritis akut : gambaran klinisnya gastritis akut berkisar dari keadaan asimtomatik, nyeri abdomen yang ringan hingga nyeri abdomen akut dengan hematemesis.
  • Gastritis kronis : gastritis kronis biasanya asimtomatik, kendati gejala nausea, vomitus atau keluhan tidak nyaman pada abdomen atas dapat terjadi; kadang kadang, ditemukan anemia pernisiosa yang manifes. Hasil laboratoriumnya meliputi hipoklorhidria lambung dan hipergastrinemia serum. Resiko terjadinya kanker untuk jangka panjang adalah 2 (dua) persen hingga 4 (empat) persen.   

Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemasis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksihelicobacterpylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60%-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi (Mansjoer, 2000, hal : 493).


Pemeriksaan Diagnostik

Menrurut Suratun (2010. Hal: 71) pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan gastritis meliputi :
  1. Darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
  2. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui adanya defesiensi B12.
  3. Analisa feses  bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
  4. Analisa gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI lambung.Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi.
  5. Test antibody serum. Bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel pariental dan faktor instrinsik lambung terhadap helicobacter pylori.
  6. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
  7. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

Penatalaksanaan

Menurut Manjoer (2000. Hal 493) penatalaksanaan medis pada pasien Gastritis, baik gastritis akut maupun gastritis Kronis ialah sebagai berikut :

a. Gastritis akut

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering. Obat obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglanding.

b. Gastritis kronis

Penatalaksanaa diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apa lagi jika test serologi negatif. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2/ inhibitor pompa proton dan obat obatan prokinetik. Jika endoskopidapat dilakukan, dilakukan terapi eradikasi kecuali jika hasil CLO, kultur dan PA ketiganya negatif atau hasil serologi negatif.

Asuhan Keperawatan gastritis

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Data Keperawatan
  • No. Register               :      
  • Ruang                         :      Musdalifah
  • Tanggal/Jam MRS      :      21 November 2017/ 11.00 WIB
  • Tanggal Pengkajian    :      21 November 2017
  • Diagnosa Medis          :      Gastritis

Identitas

a. Biodata Pasien
  • Nama                            :    Nn “A”
  • Jenis Kelamin               :    Perempuan               
  • Umur                            :    14 tahun
  • Agama                          :    Islam
  • Suku/bangsa                 :    Indonesia
  • Pendidikan                    :   SMP
  • Pekerjaan                      :   Pelajar
  • Alamat                          :    Jl. Halmahera Perumahan Gumai

b. Penanggung Jawab
  • Nama                            :    Tn. H
  • Umur                            :    42 tahun
  • Jenis Kelamin               :    Laki - laki
  • Agama                          :    Islam
  • Pekerjaan                      :    Karyawan Swasta
  • Hubungan dengan px   :    Ayah
  • Alamat                          :    Jl. Halmahera Perumahan Gumai

Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri ulu hati kurang lebih dua hari sebelum masuk rumah sakit disertai mual muntah.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering merasa nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyeri itu seperti diremas-remas serta terasa panas..

c. Riwayat Penyakit Dahulu
-

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus dan Hipertensi serta penyakit menular seperti Hepatitis dan TBC.


Pola Aktivitas Sehari - hari

a.      Nutrisi
  • Di Rumah : makan tidak teratur ±1-2x sehari. Makan selalu habis dalam 1 porsi. Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan, pasien minum 6-7 gelas ( ±1500-1700cc) setiap hari.
  • Di Rumah Sakit : pasien mengatakan pagi hanya makan bubur habis 1/4 porsi karena pasien merasa mual setiap kali mau makan dan sehabis makan pasien sering muntah. Pasien minum air putih habis 4-5 gelas(1000-1200cc) setiap hari.
b. Eliminasi
  • Di Runah : pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAB. Klien BAK ± 2-6x sehari dengan warna kuning, bau khas, dan pasien tidak ada kesulitan dalam BAK.
  • Di Rumah Sakit : pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1x sehari, konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil), warna hitam, bau khas dan pasien mengeluh sulit untuk BAB. Pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6xsehari warna kekuningan, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAK.
c. Istirahat dan Tidur
  • Di Rumah : pasien mengatakan tidur selama 7jam mulai tidurpukul 22.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB. Pasien jarang tidur siang.
  • Di Rumah Sakit :pasien mengatakan tidur selama 9jam mulai pukul 21.00 WIB, kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas, pasien bangun pukul 06.00 WIB.
d. Aktifitas Fisik
  • Di Rumah : pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain maupun alat bantu.
  • Di Rumah Sakit : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, pasien ke kamar mandi dibantu oleh keluarga, pasien tidak mengalami kesulitan dalam melakukan personal hygiene, pasien mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak.

e. Personal Hygiene
  • Di Rumah : pasien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, ganti baju 1 kali sehari, dan tidak ada gangguan apapun.
  • Di Rumah Sakit : pasien diseka oleh keluarga 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan tidak memakai sabun.

Data Psikososial

a. Status Emosi
  • Emosi pasien stabil.
b. Konsep Diri
  • Body Image    :    pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan membutuhkan pengobatan agar cepat sembuh
  • Self Ideal        :    pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat dan mendapat perhatian yang cukup dari keluarga
  • Self Eksterm   :    pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah
  • Role                :    pasien sebagai Anak pertama
  • Identity           :    pasien bernama Nn. “A” dengan usia 14 tahun yang beralamatkan di Jl. Halmahera Perumahan Gumai
c. Interaksi Sosial

Hubungan pasien dengan perawat serta pasien lain dalam satu ruangan baik. Pasien juga kooperatif dan dapat berinteraksi baik dengan tenaga kesehatan serta hubungannya dengan keluarga juga baik.

d. Spiritual

Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tidak bisa menjalankan sholat lima waktu. Pasien hanya dapat berdoa demi kesembuhannya.


Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum
  • Keadaan umum kurang
b. Kesadaran
  • CM (Composmentis)    4-5-6
c. Tanda-Tanda Vital
  • TD    : 120/80 mmHg             
  • S     : 37°C
  • N      : 80 x/menit                   
  • RR  : 20 x/menit
d. Kepala
  • Kulit Kepala
Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.
  • Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.
  • Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
  • Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.
  • Telinga
Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
  • Mulut
Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi.

e. Leher
  • Tidak terdapat pembesaran tiroid.
f. Dada dan Thorak
  • Inspeksi        :    bentuk simetris
  • Palpasi          :    tidak ada benjolan dan nyeri tekan
  • Perkusi         :    suara jantung pekak, suara paru sonor
  • Auskultasi    :    bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)
g. Abdomen
  • Inspeksi        :    simetris, datar
  • Palpasi          :    ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)
  • Perkusi         :    timpani
  • Auskultasi    :    bising usus ± 8x/menit
h. Ekstremitas
  • Ekstremitas atas       :    terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan kiri, tidak terdapat oedem.
  • Ekstremitas bawah   :    tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak oedem.
i. Genetalia
  • Tidak terpasang kateter.

Pemeriksaan Penunjang
  • Hb : 12,8
  • Leukosit: 8.400
  • GSE:15
  • Casinovil: 3
  • Basofil: 0
  • Batang: 0
  • Segment: 54
  • Limfosit: 35
  • Monosil: 8
  • Eritrosit: 416
  • Trombosit: 204.000
  • Hematocrit : 37

Terapi dan Penatalaksanaan

1. Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
2. Injeksi      :
  • Pantoz 1x40mg
Oral          :
  • Sucralfate Syr 3x1c
  • Spasmoment 3x1 tab

Analisa Data
  • Nama          :    Nn.“A”                                       
  • No.Reg       :    
  • Umur          :    14 tahun                                     
  • Ruang         :    Musdalifah

NO.
PENGKAJIAN
ETIOLOGI
MASALAH
21 November 2017
DS:
1.    Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar
2.    Nn.“A” mengatakan kalaunyerinya hilang timbul jika epigastrium di tekan
3.    Nn.“A” mengeluh seringmerasa mual dan muntah
DO:
1.    Diagnosa medis dari Tn.“S”adalah gastritis
2.    Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3.    Nyeri tekan pada daerah uluhati (epigastrium) Nn.“A”
Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
Nyeri Akut
DS :
1.    Nn.“A” sering merasa mual dan muntah
2.    Nn.“A” mengatakan kalau dia hilang selera makan
3.    Nn.“A” sering merasa kenyang
DO :
1.    Diagnosa Medis dari Nn.“A” adalah Gastritis
2.    Nn.“A” tampak lemah dan tidak  berenergi
3.    Kesadaran Nn.“A” Composmentis
Pemenuhan nutrisi tidak adekuat
Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh
DS:
1.    Nn.“A” mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi feses keras
2.    Nn. “A”  mengatakan lebih banyak berbaring di tempat
DO:
1.    Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah
2.    Auskultasi pada abdomen: peristaltik ± 4x/mnt
3.    tidur karena perut terasa sakit saat bergerak
Kurang aktivitas
Konstipasi
DS:
1.Nn.“A” mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.
DO:
1.Nn.“A” tampak bingung terhadap penyakitnya
Kurang informasi
Kurang pengetahuan


Masalah Keperawatan
  1. Nyeri Akut
  2. Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh
  3. Konstipasi
  4. Kurang pengetahuan

Diagnosa Keperawatan
  • Nama          :    Nn.“A”                                       
  • No.Reg       :    
  • Umur          :    14 tahun                                     
  • Ruang         :    Musdalifah
NO.
TGL/JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.










2.









3.








4.
21 November 2017






















Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10)berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
DS:
1.Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar
2.Nn.“A” mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di 
   Tekan
3.Nn.“A” mengeluh sering merasa mual dan muntah
DO:
1.Diagnosa medis dari Nn.“A” adalah gastritis
2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Nn.“A”

Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak adekuat
DS :
1.Nn.“A” mengatakan sering merasa mual dan muntah
2.Nn.“A” mengatakan kalau dia hilang selera makan
3.Nn.“A” mengatakan sering merasa kenyang
DO :
1.      Diagnosa Medis dari Nn.“A” adalah Gastritis
2.      Nn.“A” tampak lemah dan tidak  berenergi
3.      Kesadaran Nn.“A” Composmentis

Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas
DS:
1.      Nn.“A” mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi feses keras
2.      Nn. “A”  mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak
DO:
1.      Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah
2.      Auskultasi pada abdomen: peristaltik ± 4x/mnt

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
DO:
1.      Nn.“A” mengatakan bingung terhadap penyakitnya
DS:
1.      Nn.“A” mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.


Rencana Asuhan Keperawatan / Intervensi
  • Nama          :    Nn.“A”                                       
  • No.Reg       :    
  • Umur          :    14 tahun                                     
  • Ruang         :    Musdalifah
NO.
TGL/JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN/
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
1.
21 November 2017
Nyeri Akut berhubungan dengan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
Rasa Nyeri klien berkurang dengan tidak ada peradangan atau iritasi pada mukosa lambung Nn.A dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria:
1.Skala Nyeri Nn.A berkurang
2.Nn.A tidak merasanyeri pada epigastrium (uluhati)
3.Nn.A tidak meringis (tidak nyeri tekan abdomen)
1.Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)
2.Kaji ulang faktor yangmeningkatkan atau menurunkan nyeri
3.Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk  pasien
4.Bantu latihan rentang gerak aktif /pasif
5.Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan (pijatan punggung, perubahan posisi)
Kolaborasi:
1.Berikan obat sesuai indikasi, misal : Antasida
2.Antikolinergik (misal : belladonna, atropin)
1.nyeri tidak selaluada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya,dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi.
2.membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
3.makanan mempunyai efek  penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster.Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin
4. menurunkan kekakuan sendi,meminimalkan nyeri ketidaknyamanan.
5.Napas bau karena tertahanya sekretmulut menimbulkan tak nafsu makan dan dapat meningkatkan mual. Gingivitis dan masalah gigi dapat meningkat
1.menurunkan keasaman gaster dengan absorbsi atau dengan menetralisir kimia
2.diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan motilitas gaster,menekan produksi asam, memperlambat pengosongan gaster, dan menghilangkan nyeri nokturnal.
2.
Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak adekuat
Pola Makan dari Nn.A teratur dengan cukup memenuhi kebutuhan nutrisi dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria:
1.Klien tidakmual
2.Klien tidak merasa nyeri akibat gastritis atau iritasi dari mukosa lambung
1.Timbang berat badan sesuaiindikasi
2.Aukultasibising usus
3.Berikan makanan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur
4.Tentukan makanan yang Tidak membentuk gas.
5.Berikan perawatan oral teratur, sering dan teratur termasuk minyak untuk bibir 
1.Mengevaluasi keefektifan ataukebutuhan mengubah pemberian nutrisi
2.Membantu dalam menentukan respon untuk makan atau berkembangnya komplikasi
3.Meningkatkan proses pencernaandan toleransi pasien terhadap nutrisi yang diberikan dan dapat meningkatkan kerjasama pasien saat makan
4.Dapat mempengaruhi nafsu makan/pencernaan dan membatasi masukan nutrisi
5.Mencegah ketidaknyamanankarena mulut kering dan bibir  pecah yang disebabkan oleh pembatasan cairan
3.
Konstipasi berhubungan dengan kurang aktivitas
BAB dari Nn.A lancar dengan bisa melakukan aktivitas (banyak gerak) ditempat tidur dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria:
1.Feses lunak(normal)
2.Mudah prosesdefekasi
1.Ajarkan alih baring setiap 2 jam sekali
2.Anjurkan pada klien untuk minum banyak (10-12 gelas)
3.Anjurkan pada klien untuk makan tinggi serat (pepaya)
4.Kolaborasi pemberian obat laksatif.
1.Banyak aktivitas bisa merangsanggerakan peristaltik
2.Banyak minum untuk mencairkanfeses
3.Serat sangat berfungsi untuk melancarkan proses defekasi karena serat bisa melunakan konsistensi feses
4.Untuk melancarkan proses defekasi
4.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Nn.A mengetahui masalah yang dia alami dengan memberikan informasi terhadap masalah dari Nn.A dalam waktu 1 x 24 jam dengan kriteria:
1.Nn.A tahu tentang penyakit dan tidak salah persepsi
2.Nn.A tidak bingungterhadap masalahkesehatan yang diaalami
1.Kaji tingkat pengetahuantentang penyakitnya
2.Berikan pendidikan kesehatantentang penyakitnya
3.Motivasi klienuntuk melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan
4.Beri kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya
1.Untuk mengetahui sampai mana pengetahuan klien sehingga memudahkan untuk memberikan penyuluhan
2.Untuk menambah informasi
3.Untuk menambah semangat danharapanya klien mau melakukan hal positif untuk kesehatan
4.Untuk menambah pengetahuan klien


Tindakan Keperawatan / Implementasi
  • Nama          :    Nn.“A”                                       
  • No.Reg       :    
  • Umur          :    14 tahun                                     
  • Ruang         :    Musdalifah

Tanggal/jam
Dx
Implementasi
Respon
TTD
21 November 2017


















22 November 2017














23 November 2017
I





















1.   Menjelaskan pendekatan pada px dan keluarga dengan BHSP
2.   Menjelaskan pada px dan keluarga tentang penyebab nyeri px dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
3.   Melibatkan keluarga px dalam pelaksanaaan asuhan keperawatan
4.   Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
5.   Memberikan makanan sedikit tapisering sesuai indikasi untuk  pasien
6.   Menganjurkan pasien untuk mengubah posisi
7.   Memberikan perawatan oral
8.   Melakukan kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat
9. Melakukan pemeriksaan TTV
            T : 120/80 mmHg
            RR : 20x/menit
            N : 80x/menit
        S : 37  C

1.   Memberikan makan sedikit tapi sering
2.   Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman
3.   Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
4.   Memberikan perawatan oral
5.   menganjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam
6.   menganjurkan px untuk mengubah posisi
7.   melakukan observasi TTV
            T : 110/70 mmHg
            RR : 20x/menit
            N : 84x/menit
        S : 37,5  C

1.   Memberikan makan sedikit tapi sering
2.   Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman
3.   Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
4.   Memberikan perawatan oral
5.   menganjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam
6.   menganjurkan px untuk mengubah posisi
7.   melakukan observasi TTV
            T : 120/80 mmHg
            RR : 20x/menit
            N : 80x/menit
        S : 37,3  C
Px kooperatif

Px kooperatif


Px dan keluarga kooperatif dan bersedia
Px kooperatif
Px merasa diperhatikan

Px bersedia dan melaksanakannya
Px merasa senang
Px kooperatif

Px merasa diperhatikan




Px kooperatif

Px merasa senang

Px kooperatif
Px merasa diperhatikan
Px kooperatif

Px kooperatif

Px merasa diperhatikan





Px kooperatif

Px merasa senang

Px kooperatif
Px merasa diperhatikan
Px kooperatif

Px kooperatif

Px merasa diperhatikan


Catatan Keperawatan
  • Nama          :    Nn.“A”                                       
  • No.Reg       :    09011538
  • Umur          :    14 tahun                                     
  • Ruang         :    Musdalifah

Tanggal/jam
Catatan perawat
TTD
21 November 2017










22 November 2017










23 November 2017
·   Bina Hubungan Saling Percaya dengan px dan keluarga
·   Memberikan makanan sedikit tapi sering
·   Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
·   Melakukan TTV
·   Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi      :
ü  Pantoz 1x40mg
Oral          :
ü  Sucralfate Syr 3x1c
ü  Spasmoment 3x1 tab

·   Memberikan makanan sedikit tapi sering
·   Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
·   Mengajarkan teknik relaksasi pada px
·   Melakukan observasi TTV
·   Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi      :
ü  Pantoz 1x40mg
Oral          :
ü  Sucralfate Syr 3x1c
ü  Spasmoment 3x1 tab


·   Memberikan makanan sedikit tapi sering
·   Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
·   Mengajarkan teknik relaksasi pada px
·   Melakukan observasi TTV
·   Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi      :
ü  Pantoz 1x40mg
Oral          :
ü  Sucralfate Syr 3x1c
ü  Spasmoment 3x1 tab


Evaluasi
  • Nama          :    Nn.“A”                                       
  • No.Reg       :    
  • Umur          :    14 tahun                                     
  • Ruang         :    Musdalifah
No.
Tanggal/jam
Diagnosa
Evaluasi
1
21 November 2017
Dx I
DS:
1.Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa nyeri, panas dan terbakar
2.Nn.“A” mengatakan nafsu makannya berkurang
3.Nn.“A” mengeluh sering mual dan muntah
O : keadaan lemah
      Makan / minum : 1/4 porsi/4-5 gelas
      T : 120/80 mmHg
      N : 80x/menit
      RR: 20x/menit
      S : 37  C
A : nyeri   , masalah belum teratasi
P  : R dilanjutkan
·    Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
·   Injeksi  :
                  Cefo (1gr)
                  Ranitidine (2x1 mg)
·    Oral :
    Antasida         (3x500 mg)
   
2
22 November 2017
DS:
1.Nn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya masih terasa nyeri.
2.Nn.“S” mengatakan masih belum nafsu makan
3.Nn.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah
O : keadaan cukup
      Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas
      T : 110/70 mmHg
      N : 84x/menit
      RR: 20x/menit
      S : 37,5  C
A : masalah teratasi sebagian
P  : R dilanjutkan
·    Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
·   Injeksi  :
                  Cefo (1gr)
                  Ranitidine (2x1 mg)
·    Oral :
    Antasida         (3x500 mg)
   
3.
23 November 2017
S:  1.Nn. “A” mengatakan kalau nyerinya masih terasa di daerah ulu hati
2.Nn.“A” mengatakan nafsu makannya sudah bertambah
3.Tn.“A” mengatakan sudah tidak merasa mual dan muntah
O : keadaan cukup
     Makan / minum : ½ porsi/6-7 gelas
      T : 120/80 mmHg
      N : 80x/menit
      RR: 20x/menit
      S : 37,3  C
A : masalah teratasi sebagian
P  : R dilanjutkan
·    Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
·   Injeksi  :
                  Cefo (1gr)
                  Ranitidine (2x1 mg)
·    Oral :
    Antasida         (3x500 mg)


PEMBAHASAN
   
Perawat melakukan asuhan keperawatan pada Nn”A” dengan kasus Gastritis di ruang Rawat Musdalifah RS dari tanggal 21-11-2017 dengan 23-11-2017 menggunakan teori yang ada dan membandingkan dengan kondisi pasien
   
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, diagnosa keperawatan yang timbul pada Ny”H” terdapat 3 diagnosa keperawatan yaitu:
  1. Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10) berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
  2. Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak adekuat
  3. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas
  4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10) berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster). Diagnosa ini muncul setelah dilakukan pengkajian kepada pasien dan terdapat nyeri tekan pada epigastrum, selain itu pasien juga mengatakankalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar, dan setelah dilakukan pengukuran nyeri dengan skala didapatkan nilai skala nyeri 7 dari skala 0 -10.

Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak adekuat, hal ini dipicu karena adanya keluhan  mual muntah dan naiknya asam dalam lambung yang menyebabkan hilangnya selera makan, dan juga pasien kelihatan lemah tidak bertenaga dikarenakan kurang asupan nutrisi dalam tubuh.

Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas, diagnose ini muncul karena kurangnya aktivitas yang bisa mengakibatkan gangguan pada pergerakan peristaltic usus, sebagai planning dari masalah ini hal yang bisa dilakukan adalah merencanakan agar pasien selalu melakukan aktivitas yang terkontrol agar konstipasi dapat dihindari.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, diagnose ini muncul akibat kurangnya informasi yang diterima pasien mengenai penyakit gastritis, dalam keadaan ini kurang nya pengetahuan pasien dengan penyakit ini “gastritis” dapat berakibat fatal contohnya saja dengan makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Jadi untuk mengurangi. Untuk menghindari ini maka sebagai perawat haruslah memberikan pendidikan kepada pasien mengenai penyakit yang sedang diderita.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut / lambung dan itis yang berarti inflamasi / peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

Saran
  • Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut.
  • Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan lambung.

DISCAHRGE PLANNING / RENCANA PULANG

Nama
Nn”A”
No. Rekam Medis

Umur
14 tahun
Ruang
Musdalifah
Jenis kelamin
Perempuan
Diagnosa Medis
gastritis
Dokter
Dr. SpPd
Tanggal Masuk
21-11-2017

Kondisi pasien (Vital sign)
TD: 120/80mmHg
Suhu : 36,20c
Nadi: 82 x/m
RR: 20x/m
Kesadaran: Compos Mentis
Diet: Nasi Lunak
Pengobatan Lanjutan:
·      Sucralfate syr 3 x 1C
·      Lansoprazole 1x1 cap
·      Spasmomen 3x1
Konsultasi Lanjutan: control ulang Ke PPK1
Bimbingan nasehat yang diberikan:
-       Istirahat yang cukup
-       Minum obat secara teratur.
-       Hindari makanan yg dapat meningkatkan asam lambung seperti santan dan juga makanan pedas.
-       Seimbangkan antara aktivitas dan istirahat.
-       Anjurkan makan sedikit tapi sering.
                                                                                       Prabumulih,    November 2017
                                                                      Perawat


                                                                                          


DAFTAR PUSTAKA
  • Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
  • Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta
  • Suratun, Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.
  • Mansjoer Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edidi 3 Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.
Untuk mendownload askep gastritis lengkap pdf dan doc dalam bentuk makalah, dibawah
Link Alternatif
Demikian asuhan keperawatan (askep) gastritis lengkap, download dalam bentuk makalah pdf dan doc kami bagikan, semoga bisa menjadi refferensi teman perawat sekalian dalam pembuatan tugas askep nya. terima kasih.