Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Pendahuluan / LP Hipoparatiroidisme, Download Pdf Dan Doc

Kami bagikan Laporan pendahuluan / LP hipoparatiroidisme pdf dan doc, yang telah kami susun dengan lengkap berdasarkan beberapa refferensi terpercaya.

Bagi teman-teman perawat yang membutuhkannya sebagai tugas akademik keperawatan, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini yang bisa teman sejawat gunakan untuk mendownload.

Laporan Pendahuluan Hipoparatiroidisme


Pengertian
      
Hipoparatiroidisme adalah hiposekresi kelenjar para tyroid yang menimbulkan syndroma berlawanan dengan hiperparatyroid, konsentrasi kalsium rendah tetapi phosfatnya tinggi dan bisa menimbulkan tetani akibat dari pengangkatan atau kerusakan kelenjar paratyroid (Tjahjono, 1996)


Etiologi 

Hipoparatiroidisme dapat bersifat akut atau kronis dan bisa diklasifikasikan sebagai kelainan idiopatik atau didapat (akuisitas). Keadaan yang mungkin menyebabkan hipoparatiroidisme meliputi:
  • Pankreatitis akut atau malabsorbsi 
  • Gagal ginjal 
  • Osteomalasia 
  • Gangguan genetik autoimun atau kondisi konginetal tidak adanya kelenjar paratiroid (idiopatik) 
  • Secara tidak sengaja terjadi pengangkatan atau cedera kelenjar paratiroid (idiopatik) ketika dilakukan tiroidektomi atau pembedahan leher lain atau kadang-kadang radiasi yang masif pada kelenjar paratiroid (akuisitas) 
  • Infark iskemik kelenjar paratiroid selama pembedahan, amiloidosis, neoplasma, atau trauma (akuisitas) 
  • Kerusakan sintesis dan pelepasan hormon akibat hipomaknesemia, supresif fungsi kelenjar yang normal akibat hiperkalsemia, dan keterlambatan maturasi fungsi paratiroid (akuisitas), reversibel.
  • Pengangkatan kelenjar paratyroid akibat pengangkatan tyroidektomi.
  • terjadi sumbatan pada kelenjar tyroid akibat dar peredaran darah yang tidak adekuat.

Patofisiologi
 
Hipoparatyroidisme (rendahnya kadar PTH) merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan hipokalsemia, yang secara klnik akan mengakibatkan tetani. Dalam keadaan normal, kadar kalsum dalam plasma adalah 2,3 – 2,6 mmol. Hperkalsemia sampai 3.00 mmol/l, masih belum menimbulkan gejala. Demikian pula hipokalsemia derajat ringan (kalsium turun sampai 2.00 mmol/l ) masih belum menimbulkan gejala. Terdapat 2 ts klink utama untuk mendeteksi terdapatnua titan, yaitu tanda chvostek dan tanda trousseau.
Penyebab umum adalah ikut terangkatnya kelenjar para tyrod pada saat tyroidektomi (angkanya berkisar  0 – 25 %). Penyebab lannya adalah ideopatik. Pemberian tera radioyodin erdapat kelanan kelenjar tyroid serng berpengaruh pula terhadap rendahnya hormon PTH.
Hipoparatyroidisme merupakan kelainan metabolik dengan gejala klink yang nyata, tetapi perubahan morfologik yang minimal. Terdapat abnormalitas biokimia ( hipokalsemia dan hiperfosfatemia) dengan manifestasi klinik yang sangat luas. Yang menonjol adalah tetani, konvulsi, laringospasme ( dapat menimbulkan anoksia yang fatal). Hipokalsemia akan merangsang timbulnya manifestasi neuromuskuler, yaitu paraestasi dan kejang. Iritabilitas neuomuskuler ini dapat diperiksa dengan memeriksa ada tidaknya tanda chvostek (chvostek's sign). Disamping itu terdapat barbagai abnormaitas sistem saraf lainnya.

Pathway Hipoparatiroidisme

Untuk mendownload Pathway hipoparatiroidisme doc, DISINI


Manifestasi Klinik

a. Hipoparatiroidisme yang ringan dapat asimtomatik, namun biasanya menyebabkan:

Hipokalsemia dan kadar fosfat serum yang tinggi yang mengenai sistem saraf pusat dan sistem lain.

b. Hipoparatiroidisme kronis, meliputi :
  • Iritabilitas neuromuskuler, peningkatan refleks tendon dalam, tanda Chvostek (spasme nervus fasialis yang hiperiritabel ketika saraf tersebut diketuk), disfagia, sindrome otak organik, psikosis, defisiensi mental pada anak-anak dan tetani.
  • Sulit berjalan dan tendensi terjatuh atau roboh (tetani kronis)
c. Hipoparatiroidisme akut, meliputi :
  • Rasa kesemutan pada ujung-ujung jari tangan, disekitar mutut dan kadang-kadang pada kaki (gejala pertama), ketegangan serta spasme otot yang menjalar serta bertambah parah dan akibatnya aduksi ibu jari tangan, pergelangan tangan, serta sendi siku, rasa nyeri yang bervariasi menurut derajat ketegangan otot tetapi jarang mengenai wajah, tungkai dan kaki (overt tetany yang akut)
  • Laringospasme, stridor, sianosis dan serangan kejang/bangkitan (kelainan SSP) semakin parah pada hiperventilasi, kehamilan, infeksi, penghentian terapi hormon tiroid atau pemberian diuretik dan sebelum menstruasi (tetani akut)
  • Nyeri abdomen, malabsorbsi intestinal disertai steatore, rambut kering dan kusam, kerontokan rambut spontan, kuku jari tangan rapuh dan memiliki garis tonjolan (krista) atau terlepas, kulit kering dan bersisik, dermatitis eksfoliatif, infeksi kandida, katarak dan email gigi yang lemah sehingga gigi mudah berubah warna, pecah dan keropos (efek hipokalsemia)
Secara umum tanda dan gejala hipoparatyroidisme adalah sebagai berikut
  • Konsentrasi kadar kalsium dalam darah menurun.
  • Peningkatan serum fosfat dalam darah 
  • Peningkatan iritabilitas neromuskuler
  • Nyeri otot
  • Gemetar/tremor
  • Lethargi
  • Laringospasme
  • Aritmia
  • Kulit kering dan kuku mudah rusak
  • Munculnya Chvostek's sign ( kejang otot wajah, hiperritabilitas pada saraf wajah)
  • Munculnya tanda trousseau's (kejang jari dan telapak tangan)
  • Dari hasil pemeriksaan mata : tanda-tanda katarak.

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hipoparatiroidisme, meliputi :
  1. Aritmia jantung, gagal jantung
  2. Katarak
  3. Klasifikasi ganglia basalis
  4. Pertumbuhan yang terhenti, malformasi gigi, dan retardasi mental
  5. Gejala parkinson

Pemeriksaan Penunjang
  1. Radioimmunoassay untuk hormon paratiroid yang memperlihatkan penurunan kadar hormon tersebut 
  2. Penurunan kadar kalsium serum dan urine yang berkisar dari 5-6 mg/dl (1,2-1,5 mmol/L)
  3. Peningkatan kadar fosfor serum 
  4. Penurunan kadar kreatinin 
  5. EKG yang memperlihatkan pemanjangan interval QT dan ST akibat hipokalsemia 
  6. Tindakan menggelembungkan manset tensimeter yang dipasang pada lengan atas hingga mencapai tekanan di antara tekanan sistolik dan diastolik serta mempertahankan penggelembungan manset tersebut pada tekanan ini selama tiga menit akan menimbulkan gejala Trousseau (spasme karpal) yang merupakan bukti klinis hipoparatiroidisme. 
  7. Menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan tanda Chvostek, yaitu apabila pengetukan yang dilakukan secara tiba-tiba di daerah nervus fasialis tepat di depan kelenjar parotis dan di sebelah anterior telinga menyebabkan spasme atau gerakan kedutan pada mulut, hidung dan mata (Smeltzer : 2002)
  8. Pada pemeriksaan sinar-X tulang akan memperlihatkan peningkatan densitas.

Penatalaksanaan

Tujuan terapi pada pasien hipoparatiroidisme adalah untuk menaikkan kadar kalsium serum sampai 9 hingga 10 mg/dl (2,2 hingga 2,5 mmol/L) dan menghilangkan gejala hipoparatiroidisme dan hipokalsemia. Penatalaksanaan pada pasien hipoparatiroidisme, anatar lain:
  1. Penyuntikan segera garam kalsium secara IV, seperti larutan kalsium glukonat 10% untuk meningkatkan kadar kalsium serum terionisasi (tetani akut yang mengancam nyawa pasien). Jika terapi ini tidak segera menurunkan iritabilitas neuromuskuler dan serangan kejang, preparat sedatid seperti pentobarbital dapat diberikan (Smeltzer, 2002)
  2. Bernapas di dalam kantung kertas dan menghirup gas CO2 yang dihembuskan pasien sendiri akan menimbulkan asidosis respiratorik ringan yang meningkatkan kadar kalsium serum (pasien yang sadar dapat bekerja sama)
  3. Pemberian sedatif dan antikonvulasan untuk mengendalikan spasme sampai kadar kalsium meningkat
  4. Peningkatan asupan kalsium dari makanan
  5. Terapi rumatan dengan pemberian suplemen kalsium dan vitamin D per oral (tetani kronis)
  6. Pemberian suplemen vitamin D dan kalsium, karena absorbsi kalsium dalam usus halus memerlukan keberadaan vitamin D (terapi penyakit yang reversibel dan biasanya harus dilakukan seumur hidup)
  7. Pemberian kalsitriol (Calcijex, Rocaltrol) jika ada gangguan hepar atau renal yang membuat pasien tidak toleran terhadap vitamin D
  8. Pemberian preparat parathormon parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Pasien yang mendapatkan parathormon memerlukan pemantauan akan adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian
  1. Neurologis  : Paraestesia, kesemutan, tremor, peka rangsang, kejang, adanya tanda Chvostek's/trousseou's, perubahan tingkat kesadaran.
  2. Muskoleskeletal  : kekakuan dan kelelahan
  3. Kardiovaskuler  : sianosis, palpitasi dan disritmia jantung
  4. Pernafasan : suara serak, strdor, edema laring
  5. Gastrointestinal : mual dan muntah
  6. Integumen : Kulit kering dan kuku keras/ kuku rapuh

Diagnosa Keperawatan
  1. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme/edema laring
  2. Resiko cidera berhubungan dengan kejang akibat hipokalsemia
  3. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan adal\nya luka pembedahan  dan pemasangan alat-alat medis 
  4. Gangguan komunikasi  verbal berhubungan dengan trauma pita suara akibat operas paratyroid
  5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan. 1

Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme/edema laring

Tujuan : jalan nafas klien efektif

Kriteria hasil : suara nafas bersih, tidak apnoe, sputum dapat keluar dengan bak

Intervensi  :
  • Kaji kecepatan dan kedalaman pernafasan, catat penggunaan alat bantu pernafasan saat klien bernafas.
  • Auskultasi suara nafas dan catat bila ada buny tambahan (krekles, ronchi dan wheezing)
  • Beri posisi tdur semi fowler
  • Lakukan sap lendir secara oral atau nasotrakeal bila ada indikasi
  • Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk : Pemberian oksigen sesuai dengan peogram, Pemberian bronchodilator dan Pemberian cairan parental

Diagnosa keperawatan. 2

Resiko cidera berhubungan dengan kejang akibat hipokalsemia :

Tujuan  : Klien terhindar dari cider

Kriteria hasil  :
  • Klien tidak cidera akibat rangsangan kejang
  • Hasil elektrolit (khususnya kalsium pada batas normal)
  • Klien tenang tidak kejang
Intervensi :  
  • Tempatkan klien pada tempat tidur yang menggunakan pengaman dan di ruangan yang aman dan nyaman.
  • Catat : waktu terjadinya kejang, lamanya, bagian tubuh yang kejang, dan gejala-gejala lain yang timbul selama kejang.
  • Observas tanda-anda vital seelah klien kejang
  • Sediakan dekan tempat tidur klien spatel ldah dan gudel untuk mencegah ldah ke belakang apabla erjadi kejang.
  • Observasi kadar elektrollit
  • Observas adanya depres pernafasan dan gangguan irama jantung
  • Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk : Pemberian anti konvulsi, Pemberian obat untuk meningkatkan kalsium dan Pemberian Oksigen

Diagnosa keperawatan. 3

Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan adal\nya luka pembedahan  dan pemasangan alat-alat medis 

Tuuan : Klen terhindar dari infeksi

Kriteria hasil  :
  • Suhu tubuh normal
  • Hasil pemeriksaan leukosit pada batas normal
  • Luka bersih dan kering, tidak menunjukkan tanda-tanda nfeksi.
Intervensi :
  • Rawat luka iperasi, drain, kateter dan infus secara seril
  • Ukur tanda-tanda vital, observasi adanya peningkatan suhu
  • Batasi pengunjung untuk mencegah infeks silang
  • Anjurkan pengunjung untuk menggunakan pakaian khusus saat berkunjung
  • Observas keadaan luka dan tanda-tanda adanya infeksi
  • Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk : Pemeriksaan darah lengkap dan Pemberan antibotika.

Diagnosa Keperawatan. 4

Gangguan komunikas  verbal berhubungan dengan trauma pita suara akibat operas paratyroid

Tujuan  :  Klien dapat berkomunikasi verbal  secara bertahab.

Kriteria hasil  :  
  • Klien dapat mengekspresikan perasaannya dan kebutuhannya dengan tulisan atau bahasa isarat.
  • Klien dapat memahami apa yang dijelaskan oleh perawat
  • Kebutuhan klien dapat terpenuhi
Intervensi  :
  • Bicara pelan-pelan dan jelas saat berkomunikasi dengan klien
  • Tunjukkan rasa empati dan sabar saat berkomunikasi dengan klien
  • Sediakan alat bantu tulisan abjad atau kertas dan alat tulis untuk berkomunikasi dengan klien
  • Gunakan bahasa isarat saat berkomunikasi dengan klien
  • Upayakan agar perawat dapat mengerti saat klien mengekspresikan perasaan dan kebutuhannya

Diagnosa Keperawatan. 5

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : Klien dapat beraktifitas secara bertahab

Kriteria hasil  :
  • Klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, eliminasi dan personal hygiene secara mandiri
  • Klien dapat melaksanakan aktifitas hariannya seperti semula.
Intervensi  : 
  • Kaji tingkat ketidakmampuan klien
  • Bantu aktifitas yang tidak dapat dilakukan sendiri (mandi, makan, minum, kebersihan diri/lingkungan dan eliminasi)
  • Secara bertahab libatkan klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sesuai dengan kondisinya
  • Buat jadwal istirahat/ aktifitas klien
  • Kerja sama dengan keluarga untuk memenuhi kebutuhan klien.

Daftar Pustaka
  • Tjahjono, (1996), Patologi Endoktrin, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang
  • Elisabeth J. Corwin, (2001), Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, EGC
  • Marily E. Doengoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
  • S. harun, (1996),  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Balai Penerbit FK. UI.

Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP hipoparatiroidisme pdf dan doc, dibawah :
Link Alternatif
  • LP Hipoparatiroidisme doc
Demikian laporan pendahuluan / LP hipoparatitoidisme, download pdf dan doc kami bagikan semoga bisa membantu menyelesaikan tugas keperawatan teman-teman sekalian. Terima kasih.