Semalam Ngecamp Di Pantai Pok Tunggal
Dengan aneka macam alasan, kita sanggup menolak liburan.
Dan dengan aneka macam jalan, kita sanggup tetap berlibur.
Well, itulah moto aku soal nge-trip ke pantai Pok Tunggal kali ini. Karena kalo dipikir-pikir aku juga punya aneka macam alasan untuk membatalkan cita-cita mantai. Cukup sibuk memang iya, nggak punya duit juga iya, kendaraan nggak memadahi iya, nggak tau jalan juga iya, dan nggak ada teman juga sanggup jadi alasan.
Dan sepertinya, alasan untuk ‘tidak’ lebih banyak daripada ‘iya’. Apalagi kalo ngajak temen, semakin banyak maka biasanya semakin besar kemungkinan untuk batal. Jadi, kali ini aku keraskan kepala dan berangkatlah aku ke Pantai.
![]() |
Kain Blacu - Kanvas - Alat Lukis |
Berbekal uang 100 ribu dan bensin full tank, aku nggak mikir apa-apa dan berangkat aja. Sebelumnya aku browsing di internet, kira-kira ke pantai mana aku akan habiskan pencarian wangsit aku kali ini. dan jadinya pilihan aku tertuju pada Pantai Pok Tunggal. Alasannya alasannya selain aku belum pernah, ada juga akomodasi camping ground di sepanjang pantai. Saya pengen camping di pantai.
Berangkat dari Solo agak siangan memang. Kira-kira jam 11an, aku tumpangi motor belibis aku melewati jalan-jalan yang aku nggak tau. Sebenernya udah beberapa kali sih aku bareng teman dan keluarga jalan dari Solo ke daerah pantai Gunung Kidul. Tapi dasar sayanya aja yang pelupa, jadi ya lupa harus lewat jalan yang mana.
Beruntung aku masih punya pegangan arah, pokoknya lewat Solobaru – terus hingga Sukoharjo – cari jalan ke Semin dan Gunung Kidul – kemudian cari jalan lagi ke daerah pantai-pantai. Beberapa mengandalkan feeling dan sisanya berkat tanya-tanya. Kenapa nggak pake GPS aja? Eh itu sih mudah jawabannya, alasannya hp aku belum 3G dan tentu aja nggak sanggup ber-GPS ria. Tapi segala rintangan itu jadinya takluk juga. Saya yang sebatang kara ini sampailah di daerah pantai Gunung Kidul, Jogja.
Belum sepenuhnya takluk, lebih tepatnya. Karena sesudah berbingung ria, ban sepeda motor aku bocor. Nampaknya, masih ada keberuntungan dibalik kesialan – ada tukang tambal ban di bersahabat situ. Well, pribadi saja ditangani dua lobang kecil di ban motor saya. Setelah nunggu sekitar setengah jam, jadinya selesai juga dan aku bayar ongkos 7 ribu rupiah. Okelah, kita lanjut.
Pantai Pok Tunggal - Foto diambil dari karang sebelah timur |
Ada aku sanggup info di internet kalo Pok Tunggal letaknya di sebelah barat Siung-Wediombo. Saya sih percaya aja, sebelum berangkat. Tapi sesudah berada di lapangan, aku nggak tau lagi mana utara-mana selatan. Juga belum ada plang petunjuk arah untuk ke pantai Pok Tunggal. Per-feelingan aku juga udah mentok. Beruntung masih ada insan untuk dimintai tolong mengatakan arah dan aku masih sanggup ngomong. Hehe
|
Setelah kebablasan hingga daerah pantai Wediombo, aku balik arah ke barat. Terus saja, dan sampailah aku di pos retribusi pantai Siung dan ternyata aku juga salah jalan. Lantas aku berbalik lagi, tanya-tanya dan jadinya aku menuju ke arah pantai Sundak. Nggak tau bener apa nggak, cuma aku yakin aja bakalan ketemu tuh Pok Tunggal.
Ini sebelah mana hayoo |
Dan benar, dalam ke-setengah yakinan itu aku melihat goresan pena “Selamat tiba di Pantai Pok Tunggal”. Bukan papan petunjuk arah yang gede, itu cuman cetakan MMT ukuran kira-kira setengah x seperempat meter aja nancap di pohon kanan jalan. Berikutnya ada papan kayu bertuliskan Pantai Pok Tunggal di kiri jalan menuju tempat pantai Sundak. Barulah ada baliho besar bertuliskan Pantai Pok Tunggal dengan gambar-gambarnya. Ahh, whatever yang penting aku hingga juga di jalan yang benar.
Tantangan terakhir ialah menaklukkan jalan yang keras dan berbatu. Itu dalam arti yang sebenernya lho, alasannya sekitar satu hingga dua kilometer aku harus lewati jalanan semen – jalanan kerikil – jalan semen sedikit lagi – dan jalan batuan lagi. Waow, hidup memang keras sobat! Terkadang kita harus bersakit-sakit sebelum bersenang-senang.
Inilah Pok Tunggal, dan jadinya aku hingga juga! Rasa lelah dan resah di perjalanan lenyap seketipun eh seketika! Pesona pantai Pok Tunggal setimpal dengan usaha mencapainya. Di kanan-kiri ada tebing karang yang sanggup didaki atau untuk sekedar hiking. Tentu saja pemandangan dari atas tebing bagaikan cewe ABG yang masih kinyis-kinyis. Apalagi, dikala itu pengunjung lain nggak terlalu banyak jadi semakin lega saja rasanya.
Setelah memarkir kendaraan dan berganti celana, pribadi aja aku jalan-jalan menyusuri pantai. Selain pantai yang cantik, aku temui juga beberapa perempuan cantik. Yah, sekedar liat aja sihh.
Self-timering camera. Untungnya nggak jatoh ke laut |
Pengennya sih foto-foto. Tapi apa daya, aku sendirian dan nggak ada yang fotoin. Beruntung aku bawa camdig, jadi masih sanggup pake self-timer deh. Jepret sana jepret sini, sebagian gak jadi alasannya camdig aku rada eror mati-mati gitu. Tapi gak apa-apa deh, disyukurin aja. Biar potret awet terekam di ingatan aja.
Sekitar jam 4.30an aku datengin sebuah kios persewaan tenda. Setelah tanya-tanya, jadinya aku deal juga buat menebus harga sewa tenda dome ukuran kecil sebesar 60 ribu. Ditambah sewa tikar matras 10 ribu, ongkos bebas pake kamar mandi 6 ribu. Total jadi 76 ribu rupiah. Oya, ada juga gazebo yang sanggup disewa, yaitu 20 ribu rupiah.
Soal sewa tenda, aku tau sih memang terhitung mahal dibanding bila menyewa diluar. Dengan duit segitu mungkin udah sanggup buat sewa 4 hari. Tapi namanya juga sewa on the spot dan nggak ada saingannya, yah boleh-boleh aja beliau pasang tarif segitu kan. Nggak apa-apa deh.
Karang-karang Pantai Pok Tunggal |
Nggak terlalu lama, jadinya berdiri juga itu tenda biru. Iya, memang warnanya biru sih – sebiru hatiku. Kebetulan lokasinya tepat dibawah pohon (saya nggak tau namanya) satu-satunya yang jadi icon pantai Pok Tunggal ini. Langsung deh aku jajal sekalian taruh barang-barang di dalam tenda.
Sebelumnya aku tanya-tanya ke tukang parkir, berapa harga sewa penginapan di pantai Pok Tunggal. Memang ada beberapa penginapan di pantai Pok Tunggal. Beberapa di lantai dua-nya lengkap dengan balkon, yang tentu saja bakal dapet special view. Tapi rupanya harga terlalu mahal buat aku kala itu, yaitu sekitar 200 – 250 ribu semalam. Nggak deh, matur suwun. Saya pake tenda aja.
![]() |
Kain Blacu - Kanvas - Alat Lukis |
Senjapun mulai memerah, beberapa anak rombongan mahasiswa yang jadi tetangga camp aku pun semakin rame. Semakin ulet poto-potoan dan bernyanyi-nyanyinya. Gapapa deh, aku juga ikut girang ngeliatnya apalagi ada yang cakep ceweknya. Hihihi. Sementara, ada dua cewek lagi ndiriin tenda beberapa meter disebelah saya. Seru juga nih cewek-cewek petualang, dan tampaknya mereka bawa tenda dan perlengkapan sendiri.
Selfie dulu dah di deket tenda |
Hari semakin gelap, aku duduk merenung-renung di pintu tenda sendirian. Bukan galau tapinya, girang banget juga bukan. Malahan nggak mikir apa-apa, lepas gitu aja. Momen itu jadi menyerupai parallel universe aku yang lain. Saya menikmati momen sepanjang sunset hingga hari gelap itu. Enjoy aja sambil sruputin kopi item dan kebulin rokok, lantas sesekali senyum-senyum sendiri. Hihihi
Malam itu langit cerah tanpa awan. Dari ratusan, berubah menjadi jadi ribuan bintang bertebaran di langit. Berkelip dengan eloknya, terang terlihat dengan cantik. Sumpah deh, keren banget langit malam itu. Dan tiba-tiba tergambar pula wajah bagus itu di langit. Halahh
Sesekali lampu di hidupkan oleh pengelola pantai. Setelah hidup beberapa saat, lampu dimatikan lagi. Mungkin buat ngirit solar kali yee. Saat lampu dimatiin dan hanya diterangi bintang, maka suasana sekejap jadi syahdu membiru-biru. Dan benar, menyerupai yang kalian andaikan itu – andai aja ada seseorang yang sanggup digenggam tangannya diiringi lantunan lagu romantis dari hp saya. Wuaahh, romantisnyaa. Mupeng deh.
Setelah beberapa jam duduk berimajinasi, aku jalan-jalan sedikit mencicipi pasir pantai di malam hari. Setelah lelah dan agak kedinginan, lantas aku balik lagi ke tenda. Duduk sebentar di pintu tenda sambil gambar-gambar di pasir putih. Buat makan malam, aku cuma makan kudapan saja. Bukan apa-apa, soalnya memang perut masih cukup kenyang berkat menyantap nasi sambal siang tadi waktu tersesat di Wediombo. Lalu mau ngapain lagi nih? Pasang alarm dan tidur aja. Groookkkk
Tit tiiittt tiiiittttt… alarmnya bunyi. Jam empat pagi. Lalu aku melongok sebentar keluar tenda dan ternyata masih gelap gulitong dan duingin. Kaprikornus aku balik aja ke dalam dan merem lagi sebentar hingga sekitar setengah jam kemudian aku bangkit lagi. Dan ternyata sang mentari sudah mulai mengatakan kedigdayaannya dengan menjinggakan langit timur. Berangsur bertambah merah, meski ternyata nggak sanggup liat sunrise dengan tepat dari pantai alasannya terhalang karang.
Pengennya sih fotoin itu sunrise, sunset dan bintang-bintang semalam. Tapi apa daya, sesudah dijepret yang ada malah noise-nya. Nasip nasipp. Untungnya, udara perawan pagi itu bener-bener sejuk. Nggak hambar nggak panas, segar dan sejuk pokoknya. Enak banget udara pantai pagi itu buat dihirup dalam-dalam.
Setelah hari semakin terang, aku berjalan-jalan lagi nyusurin pantai. Di karang-karang pantai aku nemuin binatang-binatang bahari menyerupai patrick bintang bahari dan bulu babi, ada juga ubur-ubur yang lari-larian gara-gara diburu spongebob. Selain jalan-jalan pengennya sih naik ke bukit, tapi aku nggak sanggup pulang kesiangan alasannya siang nanti ada pekerjaan menanti. Next time deh.
Abis jalan-jalan pagi menyusuri pantai Pok Tunggal. Fresh sungguh! |
Dan nggak terasa udah jam 8an. Lalu aku bersih-bersih dulu di kamar mandi. Cuci muka, ganti baju dan seterusnya lah. Lantas, packing . Eh bukan packing kali tuh, bahasanya kekerenan kayaknya alasannya aku cuman bawa tas kecil. Cuman cukup buat satu baju, kamera, hp, dan piranti lainnya. Sedangkan celana ganti aku taroh di bagasi motor. Nggak ada keren-kerennya kayak yang laen, mereka pada bawa carrier, tenda, matras, dan perlengkapan bagus-bagus. Saya mah orang biasa, dan emang alasannya gak punya sih. Hehe.
Seperti sebelum-belumnya, perjalanan pulang selalu lebih cepat dari berangkatnya. Setelah kurang lebih 3 jam melewati jalan berbatu, semen, alus dan berkelok naik-turun pplus nyasar-nyasar dikit sampailah aku di rumah tercinta. Lantas aku berkata dalam hati, “wow, aku abis ngecamp di pantai!” hahaha.
![]() |
Kain Blacu - Kanvas - Alat Lukis |
Well, hingga jumpa di dolan-dolan aku berikutnya. Doakan aku banyak rejeki dan sehat selalu supaya sanggup membuatkan pengalaman dan gosip dengan sobat ezon7 sekalian ya.
Semoga bermanfaat dan salam dolans!