Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Pendahuluan / Lp Infeksi Saluran Kemih / ISK Lengkap dan Terbaru, Download Doc dan Pdf

Kami bagikan laporan pendahuluan infeksi saluran kemih pdf dan doc.

Pada postingan kali ini kami share laporan pendahuluan / LP infeksi saluran kemih terbaru dan lengkap, disusun berdasarkan beberapa referensi terpercaya mulai dari tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan.

Adapun isi dari laporan pendahuluan / lp infeksi saluran kemih / ISK ini meliputi :

Tinjauan teori
  1. Pengertian 
  2. Klasifikasi
  3. Etiologi 
  4. Patofisiologi dan pathway
  5. Tanda dan gejala
  6. Komplikasi
  7. Pemeriksaan penunjang
  8. Penatalaksanaan
Konsep asuhan keperawatan
  1. Pengkajian keperawatan
  2. Diagnosa Keperawatan
  3. Intervensi Keperawatan
  4. Daftar Pustaka
Laporan pendahuluan / LP infeksi saluran kemih / ISK ini kami sediakan dalam dua format penulisan yaitu doc dan pdf, yang bisa didownload melalui link unduhan yang kami selipkan diakhir artikel.

Laporan pendahuluan infeksi saluran kemih / ISK

Pengertian

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.(Agus Tessy, 2001)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/mikroorganisme lain.


Klasifikasi

Berdasarkan organ perkemihan yang terinfeksi, Jenis Infeksi Saluran Kemih, / ISK dapat dibedakan antara lain:
  1. Kandung kemih (sistitis)
  2. uretra (uretritis)
  3. prostat (prostatitis)
  4. ginjal (pielonefritis)
Berdasarkan tingkat keperahan dan komplikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK) dpat dibedakan menjadi:

1. ISK uncomplicated (simple)

ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tidak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK lebih sering mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih. 

2. ISK complicated 

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
  • Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.
  • Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
  • Gangguan daya tahan tubuh
  • Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang memproduksi urease.

Etiologi

Salah satu penyebab infeksi saluran kemih / ISK merupakan bakteri, adapun Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
  • Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
  • Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
  • Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
Prevalensi penyebab ISK antara lain:
  • Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif
  • Mobilitas menurun
  • Nutrisi yang sering kurang baik
  • Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
  • Adanya hambatan pada aliran urin
  • Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi saluran kemih adalah :

1. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.

Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengan pria.

2. Abnormalitas Struktural dan Fungsional

Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan media untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.

Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis

3. Obstruksi

Contoh : Tumor, Hipertofi prostat

4. Gangguan inervasi kandung kemih

Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosis

5. Penyakit kronis

Contoh : Gout, DM, hipertensi

6. Instrumentasi

Contoh : prosedur kateterisasi


Patofisiologi

Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen. 

Secara asending yaitu: 
  • masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
  • Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Secara hematogen yaitu: 
  • sering terjadi pada  pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.

Pathway infeksi saluran kemih / ISK



Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pada infeksi saluran kemih sangat bervariasi bahkan tidak menimbukan gejala apapun. 

Pada infeksi saluran kemih bagian bawah (sistisis) mencakup:
  • Nyeri yang sering
  • Rasa panas ketika berkemih
  • Kadang-kadang disertai spasme pada kandung kemih dan area suprapubis
  • Hematuria
  • Nyeri punggung
  • Peningkatan frekuensi berkemih
  • Perasaan ingin berkemih
  • Adanya sel-sel darah putih dalam urin
  • Demam yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang para

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain:
  1. Batu saluran kemih
  2. Obstruksi saluran kemih
  3. Sepsis
  4. Infeksi kuman yang multisystem
  5. Gangguan fungsi ginjal
Komplikasi lain yang mungkin terjadi setelah terjadi ISK yang terjadi jangka panjang adalah terjadinya renal scar yang berhubungan erat dengan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal kronik.
ISK pada kehamilan dengan BAS (Basiluria Asimtomatik) yang tidak diobati akan menyebabkan:
  1. Pielonefritis
  2. Bayi premature
  3. Anemia
  4. Pregnancy-induced hypertension
Selain itu ISK pada kehamilan juga menyebabkan:
  1. Retardasi mental pada bayi,
  2. Pertumbuhan bayi lambat
  3. Cerebral palsy
  4. Fetal death.

Pemeriksaan Penunjang

1. Urinalisis
  • Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
  • Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
  • Mikroskopis
  • Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.

5. Metode tes
  • Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif  jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
  • Tes Penyakit Menular Seksual (PMS): Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
  • Tes- tes tambahan: Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

Penatalaksanaan

Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhaap flora fekal dan vagina. 

Terapi  Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat dibedakan atas:
  • Terapi antibiotika dosis tunggal
  • Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
  • Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
  • Terapi dosis  rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urin, terapi preventif dosis rendah.
Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.

Pemakaian  obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkinan adanya:
  • Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
  • Interansi obat
  • Efek samping obat
  • Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:
  1. Efek nefrotosik obat
  2. Efek toksisitas obat
Pemakaian obat pada usia lanjut hendaknya setiasp saat dievalusi keefektifannya dan hendaknya selalu menjawab pertanyaan sebagai berikut:
  • Apakah obat-obat yang diberikan benar-benar berguna/diperlukan/
  • Apakah obat yang diberikan menyebabkan keadaan lebih baik atau malh membahnayakan/
  • Apakah obat yang diberikan masih tetap diberikan?
  • Dapatkah sebagian obat dikuranngi dosisnya atau dihentikan?

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan system tubuh

2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
  • Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
  • Adakah obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial.
  • Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
  • Imobilisasi dalam waktu yang lama.
  • Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
  • Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)  
  • Adakah disuria?
  • Adakah urgensi?
  • Adakah hesitancy?
  • Adakah bau urine yang menyengat?
  • Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine?
  • Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah
  • Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas
  • Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
  • Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan? Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya.

Diagnosa Keperawatan
  1. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain.
  2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius  lain.
  3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan. 1 

Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus urinarius lain.

Kriteria evaluasi: Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul

Intervensi:
  • Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, baud an pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang. Rasional: untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
  • Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri. Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri.
  • Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan istirahat. Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
  • Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus. Relaksasi: membantu mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.
  • Berikan perawatan perineal. Rasional: untuk mencegah kontaminasi uretra
  • Jika dipasang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 nkali per hari. Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.
Kolaborasi:
  • Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning, jingga gelap, berkabut atau keruh. Pla berkemih berubah, sring berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit. Rasional: Temuan- temuan ini dapat memeberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan luas.
  • Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya. Rasional: analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri.
  • Berikan antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum, termasuk air segar . Pemberian air sampai 2400 ml/hari. Rasional: akibta dari haluaran urin memudahkan berkemih sering dan membentu membilas saluran berkemih

Diagnosa Keperawatan. 2

Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius  lain.

Kriteria Evaluasi: Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria)

Intervensi:
  • Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin. Rasional: memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
  • Tentukan pola berkemih pasien 
  • Dorong meningkatkan pemasukan cairan. Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.
  • Kaji keluhan kandung kemih penuh. Rasional: retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan(kandung kemih/ginjal)
  • Observasi perubahan status mental:, perilaku atau tingkat kesadaran. Rasional: akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat.
  • Kecuali dikontraindikasikan: ubah posisi pasien setiap dua jam. Rasional: untuk mencegah statis urin
Kolaborasi:
  • Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin. Rasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal.
  • Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk meningkatkan aam urin. Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalm pengobatan infeksi saluran kemih.

Diagnosa Keperawatan. 3

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

Kriteria Evaluasi: menyatakna mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.

Intervensi:
  • Kaji ulang prose pemyakit dan harapan yang akan datanng. Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.
  • Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskna pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan. Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan m,embantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
  • Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaan. Rasional: instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan.
  • Instruksikan pasien untuk menggunakan obat  yang diberikan, inum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari khususnya sari buah berri. Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri
  • Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan. Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.

Daftar Pustaka
  • Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
  • Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan
  • Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.
  • Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI
  • Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC
  • Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
  • Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Untuk mendownload laporan pendahuluan / lp infeksi saluran kemih / ISK pdf dan doc dibawah :
  • Laporan pendahuluan infeksi saluran kemih / ISK doc, (Ambil File)
  • Laporan pendahuluan infeksi saluran kemih / ISK pdf, (Ambil File)
Link Alternatif
Demikian laporan pendahuluan / lp infeksi saluran kemih / ISK lengkap dan terbaru, download doc dan pdf kami bagikan, semoga bisa bermanfaat dan menjadi reffernsi teman-teman perawat sekalian dalam pembuatan tugas keperawatan.