Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Asesmen Nasional (An) Dan Cobaan Nasional (Un)

Apa Perbedaan Asesmen Nasional (AN) dan Ujian Nasional (UN) yang di resmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nadiem Makarin)?. Pertanyaan ini menjadi trend dan banyak pelaku pendidikan ingin mengetahuinya.

Nah, Kali ini kami akan menjawab kebingungan atau hal-hal gres terkait Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional pada tahun 2020 yang resmi kami rangkum dari situs mendikbud RI.

Apa itu Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional merupakan kesibukan penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan kesibukan kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai menurut hasil berguru murid yang fundamental (literasi, numerasi, dan karakter) serta mutu proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Mengapa perlu ada Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional perlu ditangani untuk mengembangkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menciptakan info akurat untuk memperbaiki mutu belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan mengembangkan hasil berguru murid.

Asesmen Nasional menciptakan info untuk mengawasi (a) pertumbuhan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bab di dalam metode pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kalangan sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kalangan menurut atribut tertentu).

Asesmen Nasional berniat untuk menyediakan apa yang seha- rusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompe- tensi dan huruf murid. Asesmen Nasional juga memberi citra wacana karakteristik esensial suatu sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut.           

Hal ini dikehendaki sanggup mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

Apakah Asesmen Nasional menyeleksi kelulusan akseptor didik?

Tidak, Asesmen Nasional tidak menyeleksi kelulusan. Asesmen Nasional diberikan terhadap murid bukan di selesai jenjang satuan pendidikan. Asesmen Nasional juga tidak digunakan untuk menganggap akseptor didik yang menjadi akseptor asesmen. Hasil Asesmen Nasional tidak akan menampung skor atau nilai akseptor didik secara individual. Seperti diterangkan sebelumnya, hasil Asesmen Nasional dikehendaki menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak terkait dengan kelulusan akseptor didik. Penilaian untuk kelulusan akseptor didik merupakan kewenangan pendidik dan satuan pendidikan.

Siapa yang menjadi akseptor Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional akan dibarengi oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta kesibukan kesetaraan yang dikontrol oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan dibarengi oleh sebagian akseptor didik kelas V, VIII, dan XI yang diseleksi secara acak oleh Pemerintah. Untuk kesibukan kesetaraan, Asesmen Nasional akan dibarengi oleh seluruh akseptor didik yang berada pada tahap selesai kesibukan belajarnya. Selain akseptor didik, Asesmen Nasional juga akan dibarengi oleh guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari akseptor didik, guru, dan kepala sekolah dikehendaki memberi info yang lengkap wacana mutu proses dan hasil berguru di setiap satuan pendidikan.

Mengapa Asesmen Nasional cuma dibarengi oleh sebagian murid?

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menyeleksi kelulusan menilai prestasi murid selaku seorang individu.

Evaluasi hasil berguru setiap individu murid menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan penilaian sistem.

Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan metode pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua murid perlu menjadi akseptor dalam Asesmen Nasional. Yang dikehendaki merupakan info dari sampel yang mewakili popu- lasi murid di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel merupakan murid kelas V, VIII dan XI?

Hasil Asesmen Nasional dikehendaki menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan biar murid yang menjadi akseptor Asesmen Nasional sanggup mencicipi perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digu- nakan untuk memotret efek dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI sudah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah sanggup dibilang sudah berkontribusi pada hasil berguru yang diukur dalam Asesmen Nasional.

Apakah Asesmen Nasional mengambil alih UN?

Asesmen Nasional tidak mengambil alih tugas UN dalam mengeva- luasi prestasi atau hasil berguru murid secara individual. Namun Asesmen Nasional mengambil alih tugas UN selaku sumber infor- masi untuk memetakan dan mengecek mutu metode pendidikan. Sebagai alat untuk mengecek mutu sistem, Asesmen Nasional akan menciptakan potret yang lebih utuh wacana mutu hasil berguru serta proses pembelajaran di sekolah. Laporan hasil Asesmen Nasional akan dirancang untuk menjadi “cermin” atau umpan balik yang mempunyai kegunaan bagi sekolah dan Dinas Pendidikan dalam proses penilaian diri dan penyusunan rencana program.

Mengapa yang diukur merupakan literasi dan numerasi?

Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yakni Literasi Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya diseleksi alasannya merupakan kesanggupan atau kompetensi yang fundamental dan dikehendaki oleh semua murid, terlepas dari profesi dan cita-citanya di masa depan. Literasi dan numerasi juga merupakan kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran. Kemampuan membaca yang diukur lewat AKM Literasi seharusnya dikembangkan tidak cuma lewat pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga pela- jaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya. Kemampuan berpikir logis-sistematis yang diukur lewat AKM Numerasi juga seharusnya dikembangkan lewat aneka macam pelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong guru semua mata pela- jaran untuk berkonsentrasi pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis.

Mengapa Asesmen Nasional juga mengukur huruf murid?

Asesmen Nasional berniat tidak cuma memotret hasil berguru kognitif murid tetapi juga memotret hasil berguru sosial emosional. Asesmen nasional dikehendaki sanggup memotret sikap, nilai, keyakinan, serta sikap yang sanggup memprediksi langkah-langkah dan kinerja murid di aneka macam konteks yang relevan. Hal ini penting untuk menyam- paikan pesan bahwa proses belajar-mengajar mesti menyebarkan potensi murid secara utuh baik kognitif maupun non kognitif.

Bagaimana kaitan antara Asesmen Nasional dengan kurikulum?

Asesmen Nasional mengukur kompetensi fundamental (general capa- bilities) yang sanggup dipraktekkan secara luas dalam segala situasi. Kompetensi fundamental ini perlu dipelajari oleh semua murid dan sekolah, sehingga dibangun lewat pembelajaran beraneka ragam bahan kurikulum lintas mata pelajaran.

Target asesmen yang sekedar mengukur penguasaan murid akan konten atau bahan kurikulum menjadi tidak berkaitan alasannya di abad info dikala ini, wawasan faktual kian mudah diperoleh dan diakses oleh nyaris setiap orang. Sekedar mengenali menjadi tidak cukup dan kurang relevan.

Asesmen Nasional berkonsentrasi mengukur pada kesanggupan murid untuk menggunakan dan mengecek wawasan yang diperoleh dari beraneka ragam bahan kurikulum untuk merumuskan serta menyelesaikan masalah. Asesmen Nasional memindah konsentrasi dari keluasan wawasan menuju kedalaman kompetensi dari kurikulum.

Apa tugas Asesmen Nasional dalam pendidikan jalur non-formal?

Warga berguru diwajibkan menempuh cobaan kesetaraan untuk dinyatakan lulus pendidikan non-formal. Asesmen Nasional meru- pakan cobaan kesetaraan yang menjadi salah satu syarat kelulusan. Oleh alasannya itu, akseptor Asesmen Nasional dalam pendidikan jalur non-formal tidak diseleksi secara acak oleh Kemdikbud. Peserta Asesmen Nasional pendidikan jalur non formal merupakan warga berguru yang mendaftarkan diri untuk cobaan kesetaraan. Hasil cobaan kese- taraan tersebut sekaligus digunakan selaku Rapor PKBM.

Apa perbedaan AKM dengan UN?

Perbedaan instrumen AKM dengan UN diterangkan pada tabel berikut :


INSTRUMEN ASESMEN NASIONAL: AKM, SURVEI KARAKTER, SURVEI LINGKUNGAN BELAJAR

 

Instrumen apa saja yang mau digunakan dalam Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional berisikan tiga instrumen, yaitu:

a. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.

b.Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebi- asaan yang merefleksikan huruf murid;.

c.Survei Lingkungan Belajar yang mengukur mutu aneka macam faktor input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

 

Apakah yang dimaksud dengan minimum pada AKM?

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ditangani untuk mengukurliterasi membaca dan numerasi matematika murid.

Konten yang diukur pada literasi membaca dan numerasi merupakan konten yang bersifat esensial serta berkesinambungan lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan, sehingga sifatnya minimum.

Apa perbedaan AKM dan Survei Karakter?

AKM mengukur hasil berguru kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.

Sementara Survei Karakter mengukur hasil berguru emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan bertingkah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Apakah instrumen Survei Lingkungan sama untuk murid dan untuk guru?

Tidak. Meskipun Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai mutu proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran, tetapi pertanyaan akan diubahsuaikan dengan perspektif respondennya.

Terdapat aneka macam macam literasi, umpamanya membaca, sains, digital, dan keuangan.

Apakah AKM meliputi semua literasi tersebut?

Tidak. AKM tahun 2021 cuma meliputi literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).

Apa sajakah komponen dari literasi membaca dan numerasi yang diukur di AKM?

Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM sanggup ditinjau dari 3 komponen (aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks.

bagan berikut menerangkan detail komponen AKM literasi membaca serta numerasi.

Demikianlah postingan dan info menganai Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tahun 2021 yang resmi mengantikan Ujian nasional untuk tingakt SD,SMP,dan SMA. Untuk lebih jelasnya dan tidak ada dusta diantara kita silahkan Unduh File Tanya Jawab Asesmen Nasional. Sekian dan Terimaksih.