Ditinggal Rombongan, Jemaah Nonkuota Telantar Di Bandara Jeddah
Jedah -Dua jemaah haji nonkuota lanjut usia telantar di Bandara King Abdulaziz, Jeddah. Mereka mengaku ditinggal rombongannya.
Jemaah nonkuota ini merupakan jemaah di luar 204 ribu jemaah reguler yang ditangani Kemenag dan di luar 17 ribu jemaah haji khusus yang diurus distributor penyelenggara haji khusus. Jemaah yang juga dikenal dengan istilah furodah ini mendapat visa haji dari Kerajaan Saudi secara mandiri. Makara jemaah jenis ini bukan merupakan jemaah yang penanganannya diatur dalam UU 13 Tahun 2008 mengenai Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Salah satu jemaah berjulukan Jumailiyah (60) itu tiba dengan maskapai Saudi Arabia Airlines pada Rabu pagi. Selepas turun dari pesawat itu, ia dan Mariana (78) ditemukan petugas Daker Bandara PPIH Arab Saudi tengah berjalan linglung kebingungan.
Jumailiyah mengaku berangkat dalam rombongan berisi empat orang dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa (7/8) malam. Ia diantarkan keponakannya yang mendaftarkan Jumailiah berangkat haji melalui jalur nonkuota.
Dalam keterangan visa yang dibawa Jumailiyah, mereka tiba ke Tanah Suci dengan status sebagai 'tamu kerajaan'. Dalam visa itu juga tercantum biaya senilai 6.600 riyal Arab Saudi atau sekitar Rp 26 juta.
"Saya ndak tahu bagaimana, pokoknya didaftarkan ponakan saya," kata Jumailiyah, yang menyampaikan tak mempunyai dana berangkat haji tersebut.
Jumailiyah mengaku berasal dari Desa Robatan, Sampang, Jawa Timur. Alamat paspornya didaftarkan di Tanjung Perak.
Petugas PPIH membantu jemaah haji yang telantar. (Foto: dok. MCH 2018) |
Petugas haji di Daker Bandara terus berupaya menangani dua jemaah yang telantar tersebut. Nomor penjemput yang dipegang Jumailiyah tak dapat dihubungi.
Bersama Jumailiyah, Mariana sedianya ditemani anak kandungnya. Namun, kata mereka, saat turun dari pesawat, sang anak meninggalkan mereka di Bandara Jeddah.
Mariana mengaku berasal dari Sukabumi, Jawa Barat, dan hanya tahu bahwa ia didaftarkan anaknya berangkat haji. Dari visanya, ia didaftarkan berangkat dengan paspor keluaran kantor Imigrasi di Jakarta.
"Sudah, saya mau pulang saja, tolong antar ke rumah saya di Pasar Kemis," kata Mariana.
Pihak PPIH Arab Saudi tak punya kewenangan menangani jemaah yang tiba dengan jalur tersebut seturut regulasi di Arab Saudi. "Kita coba hubungi pihak penjemput, tapi belum berhasil," kata salah satu petugas haji.
Tonton juga 'Sebelum ke Makkah, Jemaah Terakhir Berdoa dan Salat Bersama':