Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Joko Widodo Dan Rabu Pon Jelang Pengumuman Ketua Timses

Antara Jokowi dan Rabu Pon Jelang Pengumuman Ketua TimsesJokowi-Ma'ruf Amin bersama para petinggi parpol koalisi sebelum daftar ke KPU. (Ray Jordan/detikcom)

Jakarta -Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan bakal capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin kabarnya akan diumumkan besok. Kebetulan besok ialah hari Rabu.

"Biar ia (Jokowi) yang memilih waktunya apakah Rabu Pon baik. Tapi jikalau penyampaian dari tanggal dapat saja tanggal 7, dapat saja besok. Tapi dalam ahad ini kami meyakini akan diumumkan," ujar Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga di gedung dewan perwakilan rakyat RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/9/2018).



Besok (5/9) juga kebetulan ialah Rabu dengan pasaran Pon. Tak jarang memang Jokowi menciptakan keputusan penting pada hari Rabu Pon.

Jokowi pertama kali merombak kabinet pada 12 Agustus 2015, yang ketika itu jatuh pada hari Rabu Pon. Kemudian reshuffle kedua pada 27 Juli 2016 pun jatuh pada hari Rabu Pon.



Tak hanya itu, ada satu momen lagi untuk Jokowi yang jatuh pada Rabu Pon, yakni ketika KPU mengumumkannya sebagai Presiden RI terpilih pada 2014. Waktu itu memang KPU mengumumkan pada Selasa, 22 Juli 2014, malam. Tapi, dalam penghitungan kalender Jawa, ketika malam sudah dihitung masuk ke hari berikutnya, yang kebetulan ialah Rabu Pon.

Rabu Pon juga merupakan hari kelahiran Jokowi pada 21 Juni 1961. Entah disengaja atau tidak, sejumlah momentum yang berkaitan dengan Jokowi bertepatan dengan hari Rabu Pon.

Tentang Penanggalan Jawa

Jawa mempunyai sistem penanggalan yang sedikit berbeda dengan penanggalan Masehi maupun Hijriah. Salah satu yang membedakan ialah penghitungan pasar dalam sepekan.

Satu pekan yang berjumlah lima hari dalam penanggalan Jawa terdiri atas Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Masing-masing pasaran mempunyai neptu atau bobot angka. Wage mempunyai bobot angka 4, Legi berbobot 5, Pon berbobot 7, Kliwon berbobot 8, dan Pahing berbobot 9.

Banyak sumber yang menyebutkan asal mula penanggalan Jawa. Ada yang menyebut berasal dari sekitar 911 SM oleh Mpu Hubayun, ada pula yang menghitungnya mulai ditetapkan oleh Sri Maha Punggung III atau Prabu Ajisaka pada tahun 78 Masehi. Sistem penanggalan ini kemudian disebut sebagai tahun Saka.

Prof PJ Zoetmulder dalam buku berjudul 'Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang' tahun 1983 menulis ihwal prasasti Sukabumi sebagai salah satu bukti penulisan tanggal Jawa kuno. Tulisan pada prasasti tersebut dalam bahasa Jawa Kuno kurang lebih berbunyi, "Pada tahun 726 penanggalan Saka, dalam bulan Caitra, pada hari kesebelas paro terang, pada hari Haryang (hari kedua dalam ahad yang berhari enam), Wage (hari keempat dalam ahad berhari lima), Sanisiara' (hari ketujuh dalam ahad yang berhari tujuh)..."

Prasasti itu diperkirakan dibentuk pada 25 Maret 804 Masehi. Jika dikurangkan, tahun pertama penanggalan Jawa diperkirakan pada 78 Masehi.

Pada masa pemerintahan Sultan Agung di Mataram, penanggalan Jawa kemudian diselaraskan dengan kalender Hijriah, yang menggunakan sistem lunar. Itulah sebabnya tahun gres Saka dan Hijriah ketika ini selalu bersamaan.



Saksikan juga video 'Y-Publica: 21,3% FPI Memilih Jokowi':

[Gambas:Video 20detik]

Antara Jokowi dan Rabu Pon Jelang Pengumuman Ketua Timses