Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Kata Milenial Soal Pilpres 2019?

Apa Kata Milenial soal Pilpres 2019?Albayat (Elvan Dani Sutrisno/detikcom)
Jakarta -

Banyak pemilih pemula bakal memakai hal pilih untuk pertama kalinya di Pemilu 2019. Apa kata para milenial soal pilpres tahun depan?

detikcom kedatangan tamu para milenial yang sedang duduk di dingklik Sekolah Menengan Atas Pesantren Unggul Al Bayan dari Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu (29/8/2018) kemarin. Mereka menyebarkan dongeng soal kesan menjelang pemilu perdana pada 19 April 2019.

Abdullah Mushlih, yang sekarang duduk di kelas XI IPA Sekolah Menengan Atas PU Al Bayan, mengaku masih agak gugup menjelang pilpres. Ia ingin menentukan capres terbaik yang sanggup menaklukkan korupsi, menurunkan angka kemiskinan, dan menciptakan Indonesia lebih jago lagi.

"Saya ingin pendidikan Indonesia lebih bagus, saya ingin Kali Ciliwung higienis dari sampah, dan saya ingin melihat kota penuh pepohonan yang menghilangkan kesan hiruk-pikuk dan menciptakan suasana teduh," katanya.

"Saya ingin presiden yang memeriksa persoalan politik, ingin infrastruktur terbangun di seluruh Nusantara. Saya tidak butuh pemimpin yang kerjanya blusukan dan merakyat, biarlah pemimpin saya jarang tersenyum, biarlah jarang terlihat di media selama kerjanya nyata, selama ia cinta Indonesia," kata Abdullah Mushlih, yang ingin pemilu 2019 kondusif dan tenteram tanpa kecurangan.

Sementara itu, Fadli Nurul Hanif, yang duduk di kelas XII IPA dari sekolah yang sama, menginginkan pemimpin yang sanggup menjalankan amanah dengan baik. Bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi utang negara, dan menguatkan rupiah atas dolar AS. Ia juga mengharapkan pemimpin yang fokus pada pembenahan SDM.

"SDM yang lebih baik dan berkualitas sanggup bersaing di kancah internasional dan Indonesia lebih dikenal di kancah dunia, serta ditakuti dan disegani negara lain," kata Fadli.

Ia mengharapkan pemimpin yang tak hanya meneruskan, tapi juga mengubah ke arah yang lebih baik. Soal sosok pemimpin, ia berharap Indonesia ke depan dipimpin sosok yang cerdas, gagah, dan amanah.

"Tidak ingkar janji, adil, mengayomi masyarakat, dan menciptakan Indonesia disegani negara lain, tidak memenjarakan ulama, tak cendekia berbohong serta sanggup membawa Indonesia dari negara berubah menjadi negara maju," kata Fadli, yang berharap Pemilu 2019 jadi pemilu terbaik sepanjang sejarah tanpa adanya perpecahan.

Muhammad Husni Abdul Fatah, siswa kelas XII dari sekolah yang sama, mengharapkan pemilu yang sehat dan menjadi ajang kompetisi laga gagasan. Gagasan rupanya dipandang sebagai ilham bagi milenial.

"Kami mengharapkan kontestasi gagasan rasional yang sanggup diterima semua kalangan, pilpres jadi wadah laga gagasan, bukan sentimen. Maka nilai mendasar darinya ialah uji dengan gagasan bukan sentimen," katanya.

Lalu, bagaimana dengan sosok capres idolanya? Rupanya ia mendambakan capres yang punya ide cemerlang, sanggup menuntaskan masalah-masalah bangsa, ibarat pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. Capres juga dinilainya harus bersinergi dengan semua pihak, ibarat para akademisi, ulama, dan pihak yang bersaing dengannya.

Ketika pemimpin sudah menunaikan janjinya dan mendapatkan semua aspirasi rakyat tanpa kecuali, berdasarkan Husni, pemimpin itu akan mendapatkan perhatian rakyat.

"Contohnya Turki, jikalau dilihat dari rekam jejak pemimpinnya, baik sehabis maupun sebelum kudeta, maka terlihat bahwa kepercayaan rakyat yang memimpinnya tinggi sehingga ketika terjadi krisis ketika ini rakyat sesungguhnya bersama, bahkan oposisi pun mendukung pemerintah," kata Husni, yang berharap pemilu yang mempersatukan, bukan yang memecah belah.

Muhammad Abdel Haq, yang duduk di kelas XII IPA, mengharapkan pemimpin yang tak hanya merakyat, tapi juga mendengarkan dan menjalankan amanat rakyat.

"Generasi muda mendapatkan lebih banyak perhatian dari pemerintah secara merata mulai dari pendidikan, alasannya sanggup dilihat di banyak sekali media umum sedang terjadi dekadensi moral secara besar-besaran. Diperlukan sosok pemimpin yang sanggup lebih merangkul perjaka Indonesia," katanya.

Ia berharap presiden ke depan sanggup melaksanakan pembangunan yang merata. Juga lebih mengoptimalkan potensi nasional ketimbang impor.

"Contohnya impor beras terus dilakukan, sedangkan para petani pribumi kebingungan mau dikemanakan berasnya. Mereka merasa dikhianati oleh negaranya sendiri. Padahal Indonesia dengan segala sumber daya alamnya sanggup menjadi negara yang mandiri, bahkan jadi negara pemasok kebutuhan negara lainnya,"katanya.

"Sosok pemimpin yang sanggup dijadikan panutan saya sebagai generasi milenial ialah sosok yang tegas dan berwibawa, bukan yang lenjeh atau cengengesan sehingga Indonesia sanggup dihormati negara-negara lain. Sosok pemimpin yang jujur dan amanah, pemimpin yang sanggup menjadi trendsetter yang baik bagai perjaka dan pemimpin yang tidak memenjarakan ulama dan rakyatnya," kata Abdel, yang berharap pemilu berjalan adil, bersih, tanpa kecurangan, dan bebas golput.

"Para pendukung capres semoga bersuara dengan baik dan beretika alasannya tujuan pemilu ini ialah menentukan pemimpin yang mempersatukan, bukan memecah belah Indonesia," pungkasnya.


Simak Juga 'Lewat Aksi Moge, Jokowi Mau Buktikan Dekat dengan Milenial':

[Gambas:Video 20detik]